Icip-Icip Menu Bakar ‘Menggairahkan’ di Jakarta BBQ Festival 2014

14116707691828885262Makanannya ludess semuaaaaa hahaaa. (Foto kevin)
Pada tulisan sebelumnya berjudul “Grebeg Perdana KPK di Jakarta BBQ Festival 2014″ telah kuceritakan serunya lokasi acara di La Piazza. Seting tempat ala western dengan beragam ornament ala Amerika dan Indian hingga beragam tenant yang menawarkan beragam menu bakar. Ya menu bakar menjadi mayoritas disamping ada tenant camilan nusantara lainnya. Ada juga food truck, yakni tenant dengan menggunakan truck sebagai tempat jualannya.
1411670825123422891Food Truck. (ganendra)
Nah seperti janji saya sebelumnya untuk menceritakan, apa saja menu yang saya santap bareng dengan para anggota buru sergap KPK ini. Dari puluhan tenant dengan ragam menu, apa saja yang menarik hati untuk mencicipinya? 

Terus terang jikalau perut mempunyai daya tampung ‘karet’ alias mampu menampung sebanyk-banyak makanan, maka mungkin semua jenis menu akan dicicipi. Namun apa daya… heheee. Nah langsung saja berikut ini menu-menu di Jakarta BBQ Festival 2014 yang sempat saya incip bersama kawan KPK. Sebelum berburu kuliner kami sepakat untuk ‘sharing’ makanan yang kami beli. Jadi semua anggota KPK bisa mencobanya.

Sate Domba Afrika

Nah menu ini telah kuincar sejak pertama kali melihat tenantnya. Menu yang buat saya agak ekstrem. Maklum sebelumnya kebanyakan berjumpa dengan menu sate kambing. Dan satu hal yang wajib diketahui, saya adalah penggemar menu makanan sate. Apapun bahan satenya (asal halal) saya pasti menyukainya. Apalagi yang ini…. Sate dombaaa Afrika !!

Ini dia sate domba Afrikanya. (Ganendra)
1411671018777908031
Dagingnya empuk. (Ganendra)
14116710501182885685
Pisang gorengnya maknyuss. (Ganendra)
1411671079472166401
Berjoget, mengaduk daging dengan bumbu. (Ganendra)
Stand penjual sate domba Afrika belum ramai. Jadi saya dan Sayuti tak perlu repot ngantri. Kami memesan 2 porsi. Tak lama Mas Koki-nya mulai menyiapkan menu pesanan. Ada sejumlah daging yang dipanggang di atas api arang. Tak lama kemudian daging domba itu ditaruh di sebuah panci lengkap dengan penutupnya. Lalu apa yang terjadi? Koki itu mengangkat panci dan memutar-mutarnya kayak menari ndangdut heheee. 

“Mas lagi ngapain?” Tanya saya.
“Ini biar bumbunya merata mas,” jawabnya.
“Oooooo.”
Setelah ‘puas’ joget, daging ditaruh diatas piring, diberi bawang Bombay, mayonnaise, sambal dan pisang goreng! Kok pisang?
“Iya ini cara makannya ga pake nasi, tapi pisang,” Tanya Encik pemilik yang ada disitu.
“Dombanya dari Afrika yaa Cik?” tanyaku penasaran.
“Enggak, domba local saja. Nama Afrika adalah dari proses masaknya ala Afrika,” jawabnya.
“Wah belajar darimana CIk?” Tanya saya lagi.
“Itu papi saya yang pernah disana,” Jawabnya.

Setelah beres pesanan dan membayar seharga Rp. 59.000, maka kami bergegas kembali ke meja. Melihat ‘perform’ sate domba Afrika di atas piring benar-benar menerbitkan air liur. Daging yang berwarna hitam masak, ditambah pisang goreng yang kecoklatan matang semakin menggoda mencicipinya. Dagingnya empuk, dan tidak alot. Kemungkinan domba muda, namun enciknya bilang bahwa daging domba dimasak 6 jam sebelum dipanggang. Lama waktu memasak daging itu membuat daging empuk, teksturnya lembut. Dan tentunya tidak ada masalah saat mengunyahnya. Rasanya? Sedaaap. Ada pedasnya karena dicocol ke sambal. Menggairahkan. Demikian pula pisang gorengnya. Empuk dan manis. Bahkan dicocol sambal pun, pedasnya membuat rasa semakin menggairahkan. Sangat cocok menjadi menu favorit saat sewaktu-waktu bosan dengan menu mainstream. Atau saat ada kunjungan teman, boleh menjadi menu jamuan.

Bebek Bakar Ireng Suroboyo Cak Baz

Menu kedua yang saya coba adalah Bebek Bakar Ireng Suroboyo ‘Cak Baz’. Menu ini benar-benar sangat rekomen buat dicicipi. Bintang 5 apabila dikasih nilai bintang. Menu ini pasti sangat familiar. Karena banyak penjual menu bebek bakar maupun goreng. Lalu apa spesialnya?
14116711831123478797
Perform bebek bakar ireng Cak Baz, menggairahkan bukan? (Ganendra)
1411671247710853096
Itu dia rempahannya. (Ganendra)

1411671288330837951
Sambal bawangnya Cak Baz. (Ganendra)

1411671320682730398
Cak Baz di tenan Bebek Irengnya. (Ganendra)

Cak Baz menyediakan menu khusus bebek. Ada dua pilihan yakni bebek Peking dan bebek local. Bedanya adalah bebek local lebih kecil ukuran dada dan tepongnya (paha). Harganya juga tentu berbeda. Saya memilih pesanan Bebek Bakar Peking bagian dada. Soalnya kelihatan besar seeh heheee. Tak butuh waktu lama untuk meamnggangnya, karena sebelumnya dagingnya juga udah dimasak. Lalu a lot gak yaaa? Kata Cak Baz, bebek jualannya tak mungkin alot. Soalnya meski daging bebek Pekingnya masih nomer 2 dibanding resto, namun dia memasak tak kalah lezat. Agar daging empuk Cak Baz memasak daging mentahnya selama 1 jam. Ya 1 jam! Dengan catatan selama 1 jam itu alat pemasaknya harus tertutup. Tak boleh dibuka.


“Saat daging dimasak, di dalam panci, akan keluar semacam minyak. Minyak itulah yang membuat daging menjadi empuk. Jadi jangan sekali-kali membuka tutup saat memasaknya,” jelas Cak Baz.

Sajian bebek bakar dibarengi dengan rempahan. Rempahan adalah sisa-sisa bebek yang digoreng. Biasanya nempel ke wajan. Lalu dikorek-korek, jadilah rempahan itu. sebagai temannya ditambahin sambal dan irisan timun. Sambalnya seperti sambal bawang. Ada cabe, bawang putih taburi garam ditambah minya goreng sedikit. Hasilnya pedas gurih beraroma.

Nah, saat kucicipi, daging bebeknya benar-benar empuk. Dagingnya tebal, kehitaman. Ada sedikit berserat-serat lapisan dagingnya. Bagian dada bersatu dengan tulang dada. Namun dagingnya tidak lengket ke tulang. Jadi mudah saja saat mengupasnya. Hasilnya? Satu dada bebek bakar, ludes aku habisi. Heheee. Benar-benar rekomen bebek seharga Rp. 45 ribu dengan nasi itu. Bahkan saat pulang aku masih sempat membeli satu bungkus dan juga satu tongseng domba. Wis, nikmaaatt betul dan maknyusss.

Tongseng Adu Domba

Nah ada satu menu yang saya cicipi di rumah. Maklum karena perut udah penuh bebek bakar dan sate domba Afrika, maka tongseng adu dombanya saya bawa pulang. Rasanya berbeda dengan tongseng kambing ataupun ayam yang sering saya beli di kampong dulu. Tongseng di kampong saya lebih kuat pedas dan kecapnya, warnanya pun warna kecoklatan kecap. Kalau tongseng domba ini rempah-rempahnya kuat. Aromanya juga khas domba. Tercium seeh saat makan. Dagingnya juga empuk karena dimasak sempurna. Rasanya pedas aroma daging. Warnanya mirip warna kari. Lumayan buat icip-icip seharga Rp. 30 ribu seporsi. 

14116714212022342112
Tongseng Adu domba yang mirip kari. (Ganendra)
14116714541587112108
Rasanya pedas dari rempah-rempahnya yang kuat. (Ganendra)

Es Duren

Nah untuk minumnya saya mencoba es duren. Mungkin tak ada bedanya. Karena duren diproses dengan blender dan jadilah es jus duren. Simple. Saya sebenarnya lebih suka duren dimakan langsung tanpa diolah macam-macam. Namun sebagai minuman, lumayanlah buat melegakan dahaga dengan aroma kuat durennya. Maknyuuss.

Nah itu menu yang sempat saya incip bersama KPK di Jakarta BBQ Festival 2014. Ada lagi menu lainnya, mencicipi sedikit dari kawan lainnya. Ada Sate Adu Domba-nya mbak Novrianti yang unik karena dikemas dengan gambar Jokowi. Oke, bagi teman-teman yang berselera dan ingin mencicipi menu bakarnya masih ada kesempatan hingga Minggu, 28 September 2014 mendatang. Saya siih masih pengen merasakan lagi Bebek Bakarnya Cak Baz. Yummiii dan maknyoosssssssss!

Sekian. #SalamLahab #Salam Kenyang #KPKGrebeg

@rahabganendra

*Foto-foto dokumen pribadi. 

1411671523850167283
Sate adu domba Jokowi. (Ganendra)

1411671548221503008
Pasukan Buser KPK. (ganendra)

14116716011240995129
Silakan Gabung di Grup Facebook “Kompasianer Penggila Kuliner” dan nikmati segala macam acaranya. #SalamKenyang

CATATAN

*TULISAN ini juga diPUBLISH DI akun Kompasiana milik Penulis dengan judul: Icip-Icip Menu Bakar ‘Menggairahkan’ di Jakarta BBQ Festival 2014

Grebeg Perdana KPK di Jakarta BBQ Festival 2014 (Foto)


Seru dan heboh acara Grebeg KPK (Kompasianers Penggila Kuliner) yang digelar pada Rabu 24 September 2014. Grebeg perdana ini memusatkan target di ajang Jakarta BBQ Festival 2014, La Piazza Sentra Kelapa Gading, Jakarta. Sebanyak 10 orang KPK’er yakni Isjet, Ella, Kevin, Wawa, Bang Beny, Bang Syaifudin, Novrianti, mbak Ernawaty, Mela dan Saya mengunjungi lokasi acara sekaligus mencicipi beragam menu di dalamnya. Enak-enak semua, apalagi dapet gratisan, makin enyaakk deh hehee.

Oya saya akan ceritakan lokasi dan apa aja isi di dalam lokasi acara. Soal kuliner menunya nanti di tulisan kedua yak, hehee. Acara yang digelar dengan tema “Serunya Kuliner dalam Nuansa Wild Wild West” ini menyajikan seting tempat bergaya western. Ala koboy. Jadi wajar saat saya tiba di lokasi sekitar pukul 17.30 wib, saya melihat bangunan khas ala kota koboy plus dengan ornamen Indian. Jadi berasa di jaman para Indian. Ada bangunan bar, kasir, bank, resto, saloon, bergaya khas pemukiman Amerika masa lampau.

1411592647272766801
1411592674611712852
1411591676873209364
141159169074800028
14115922731616593717
1411591713158929014
14115917251328501916
14115917412917233
14115918141546669432
14115918322009055240

Seting ornamen Indian terlihat dari adanya  gerobak kuda Indian, tong kayu, permainan Rodeo, tenda kaum Indian, patung orang Indian dan lain-lain. Bukan itu saja, para petugasnya pun dilengkapi dengan kostum ala Sheriff. Seruu. Pokoknya suasana keseleuruhan Piazza, La Piazza disulap mirip dengan era old west. Lihat saja foto-fotonya. Seru khan?

14115919201731788126
14115919361785071710
1411594250803160926
1411591951697369553

Nuansa seru sebenarnya sudah terasa sejak saya tiba di lokasi. Saya nampaknya utusan KPK yang pertama kali tiba. Clingak-clinguk sesaat, bingung dimana tempat meeting poinnya. Ah, akhirnya kutelpon Wawa saja, salah satu admin Kompasiana. Ternyata rombongan mereka sedang otw dan menghadapi macet di jalan. Yaaa tentu saja, lewat jam 17.00 atau 5 sore khan jam bubaran orang kerja, jadi lazim jalanan tumplek blek macet oleh arus pekerja yang mau pulang. Sabar aja dweh.

Waktu menunggu saya gunakan untuk memotret beragam tenant yang ada. Waktu buka acara sore hari sekitar pukul 16.00 wib, namun belum terasa ramai. Maklum saja masih pada kerja kalii yaa. Puas memotret san sini, saya duduk di salah satu bangku di tengah arena. Upload beberapa gambar ke Facebook dan Twitter. Tak lama saya lihat ada twit dari Syaifudin yang menyertakan foto gerbang festival. Ternyata dia sudah sampai. Cari sana sini, akhirnya ketemu deh. Kami berdua ngobrol. 

Setelah mendapat info dari Ella tentang Mbak Indri dari pihak La Piazza yang sudah menunggu di lokasi, kami bergegas mencari. Ketemu deh, ternyata mbak Indri menunggu di gerobak Indiannya. Berkenalan dan mencari tempat di bangku tengah, kami ngobrol seputar acara. Mbak Indri kasih Pin BBQ, Topi ala Koboy dan tak lupa kupon makanan sebesar Rp. 100.000 diberikan. Jadi cara membeli makanannya memakai kupon. Kupon bisa diperoleh dengan menukar di kasir atau di “Bank” yang ada di lokasi acara.

“Eh kalian bisa mendapat kupon Rp. 100.000 lagi lho. Caranya gampang tinggal ikuti saja MKGLaPiazza melalui android,” kata Mbak Indri. Udeh deh, langsung dicoba dan berhasil. Kami dapaet tambahan kupon senilai Rp. 100.000. Wuiih bener-bener #SalamKenyang jadinya. Hahahaa. 

14115922271154148345

Tak lama menunggu akhirnya teman-teman rombongan KPK lainnya tiba. Bersapa dan berhaha hihi sebentar, lalu mulai deh hunting pilih menu. Maklum jam makan malam udah hampir lewat. Perut udah lapar bwerat. Hihii. Kami menyebar, mencari menu selera masing-masing. Saya sendiri langsung menuju tenant favorit dan sudah kuincar sejak sore…. Menu Sate Domba Afrika!! Soal rasa dan pengalaman mencicipinya, ceritanya belakangan deh. Ada lagi menu favorit saya yang kucicipi…. Bebek Bakar Ireng!! Menu ini sangat rekomen dweh buat dicoba. Yummmiii! 

14115920211876183592
14115920361848902193
14115920861793319177
14115921001428443845
14115921142110517419
1411592128284206730
14115921421404342290

Nah Menu Sate Domba Afrika dan Bebek Bakar Ireng ini merupakan salah satu menu diantara 45 booth yang dihadirkan untuk memanjakan para pecinta kuliner. Ragam menu ada BBQ selera western ada juga menu khas nusantara. Mayoritas menu bakar. Tapi ada pula ragam camilan. Varian menunya antara lain; Chimichurri Chicken Wings, Adana Kebab Lamb, Iga Bakar Saus Tuturaga, Bebek Ireng Suroboyo Cak Baz, Kambing Guling Gentuman, Rawon Buntut Bakar, Bakso Bakar, dan satu lagi menu favorit saya… aneka sate! Ada sate ayam, sate kelinci, sate domba, dan yang sudah kusebut diatas, sate domba afrika. Ada lagi yang kedengaran cukup ekstrem di telinga saya, yakni Durian Bakar, Kelapa Bakar dan masih banyak lagi.

Dah terlalu banyak kalau mau disebutin satu-satu. Yang jelas teman-teman masih ada kesempatan datang jika pengen merasakan menu-menu ala bakar di kota ala cowoboy La Piazza ini. Acara digelar sejak 12 September 2014 dan akan berakhir pada 28 September 2014. Masih ada 4 hari lagi dari sekarang khan yak. Untuk hari biasa (Senin - Jumat) dibuka mulai pukul 16.00 - 22.00 wib dan Sabtu-Minggu mulai pukul 11.00 - 23.00 wib. Tunggu apa lagi, mampir saja dan cobalah Bebek Bakar Ireng Cak Baz…. Bener-bener maknyusss!

Lalu para anggota KPK makan menu apa saja yaa? Yang jelas kami cukup puas berkesempatan menikmati beragam menu sesuai selera. Kupon di tanganku senilai Rp. 200.000 ludes. Entah jam berapa kami berpisah untuk pulang. Lupa lihat jamnya. Nantikan lanjutan kisahnya dari Mas Lahab hehehee… udah ngantuk neh, abisnya kenyaaang. 

Terima kasih. Sekian 

#SalamLahab ‪#‎SalamKenyang‬ ‪#‎KPKGrebeg

*Semua foto dijepret oleh @rahabganendra
 
1411613570302977320
141161359887444418
1411613665682479874
14116137051364400085
1411592462586930469
1411592502778556474
14115924761325750079
14115923711813895582
14115923861220160505
1411592400826803487
1411592416818783763

14115938331065433296 

1411593846835470519

Silakan Gabung di Grup Facebook “Kompasianer Penggila Kuliner” dan nikmati segala macam acaranya. #SalamKenyang

CATATAN
 
TULISAN ini juga diPUBLISH DI akun Kompasiana milik Penulis dengan judul: Grebeg Perdana KPK di Jakarta BBQ Festival 2014 (Foto)

1411592958628788235