RABU 26 November 2014,
aku berkunjung bareng teman-teman Blogger Kompasianer Penggila Kuliner
(KPK) Kompasiana yang menggelar aksi Gerebek ke Dok 88 La Piazza Kelapa
Gading, Jakarta. Ajang Jakarta Street Food Festival (JSFF) menjadi
tujuannya.
Wah tempatnya ramai, desainnya desain
stret food khas kota di Asia. Langsung saja aku ‘ngider’ alias keliling
di area yang lumayan luas itu. Jalan kesana kemari, bingung juga
habisnya jenis makanannya banyak. Maklum lebih dari 30an booth
berpartisipasi di acara tahunan La Piazza itu. Keren juga sih.
Eh aku baru ingat, aku khan demen
olahan menu mie pangsit. Soo, langsung ajah aku nyari-nyari menu mie dan
pangsit rebus. Akhirnya di ujung kiri berseberangan dengan booth Sate
Blora Cirebon dan Sate Padang Pariaman aku menemukan boot Bakmie. Lihat
foto di atas. Itulah boothnya.
Langsung ajah aku pesan mie pangsit yang
ternyata sehari-hari buka di kawasan Samanhudi. Menunggu sebentar,
jadilah Bakmi Karet Krekot. Membayar seharga Rp. 37 ribu dengan
‘duit-duitan’. Yaaa duit-duitan, jadi alat pembayaran yang sah di area
JSFF ini adalah uang kertas yang bisa ditukar dengan uang asli di Kasir.
Tempatnya di depan saat pintu masuk di depan dan pintu masuk di
samping.
- Duit-duitan alat pembayaran yang sah di Jakarta Street Food Festival. (Foto Ganendra)
“Cik tambahin kuahnya,” pinta aku pada Encik penjualnya.
“Boleh,” jawabnya ramah.
Aku langsung duduk di meja tak jauh dari
situ. Jadi ada seporsi mie dan kuah kaldu ayam yang ditempatkan
terpisah. Aku lihat mienya berbeda dengan mie umumnya di abang-abang mie
ayam itu. Jelas dunk, ini beda kelas. Mienya lebih gede dan bertekstur
halus, licin, mengkilat. bentuknya tidak pipih namun gilig. Kalau
dipencet terasa kenyal ‘membal’. Sedikit keras dan liat/ padat, pertanda
kandungan terigunya padat. Terus ada 2 buah pangsit. Bentuknya gulung
seperti umumnya. Diatas mie ditaburi potongan dadu daging ayam, daun
sawi dan daun bawang.
- Bakmi Ayam Karet Krekot plus pangsit. (Foto ganendra)
Saatnya menikmati. Kulihat ada
toping daging ayam yang dipotong bentuk dadu, kecil-kecil. Tentu tak
lupa ada daun bawangnya. Kuaduk-aduk dengan sumpit agar agar bumbunya
menyatu. Eh minyaknya sedikit. Jadi mie-nya ga ‘klomoh‘ (istilah Jawa), karena over minyak. Setelah merasa adukan merata, ditandai dengan warna yang tambah kecolatan tapi bening.
Satu suapan mie pertama. Mienya kenyal.
Benar-benar kenyal terasa agak ‘melawan’ saat digigit. Rasanya asin
dikit, segar dan enak. Suapan kedua aku coba pangsitnya, harum dan
terasa daging dan sayurannya. Bercampur dengan kuah kaldu yang wangi dan
sebagian kucampur, rasanya menjadi empuk-empuk lezat. Kuah kaldunya
hangat dan khas beraroma daging ayam.
“Hmmm cocoklah untuk menghangatkan perut,” gumamku.
Tak butuh waktu lama, seporsi Mie Karet
Krekot itupun habis. Hangat kuahnya menjadi penutupnya. Kekenyalan mie
yang berbeda dan licin yang memudahkan untuk ‘disruput’ cukup membuat
‘nendang’ perut. Rasanya kalau dua porsi aku masih kuat ngabisin deh.
Secara lembut dan lezat getu heheee. Apa kekurangan menu Bakmi Karet
Krekot ini? Buat saya kurangnya hanya satu. Satu porsi ukurannya sedikit
hahaaa… kurang banyak hehee.
Oke segitu ajah. Bagi penggemar menu bakmi, boleh deh Bakmi Karet Krekot ini menjadi pilihan. Datang saja ke Jakarta Street Food Festival
yang masih berlangsung hingga Minggu 30 November 2014 mendatang.
Oiyaaa, kalau mau lihat kemeriahan JSSF di La Piazza ini silakan lihat
video Youtubenya DISINI. Video diproduksi oleh Sentra Kelapa gading. See uuu! #SalamKenyang
@rahabganendra
Artikel ini ditayangkan juga di Akun Kompasiana milik Penulis dengan judul = Menikmati Kenyal dan Nendangnya Bakmi Karet Krekot
- Makan kenyang, lezat dan nikmat di Jakarta Street Food Festival. (Dokpri)
- Sumber : http://www.malkelapagading.com
No comments:
Post a Comment