Daun Dewa, Laksana Titisan Dewa


Sayur daun dewa (foto: bozzmadyang)

Daun yang bisa tumbuh dalam pot ini dikenal mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Mulai mengobati penyakit batuk, kutil hingga kanker dan stroke. Daun ini pun mudah mengolahnya, seperti ditumis menjadi sayuran Daun Dewa. Kandungan khasiat yang bermanfaat, mengantarkan Daun Dewa, laksana titisan Dewa. Dewa yang menurunkan banyak manfaat kebaikan.  
*
Daun Dewa? Mungkin ada yang pernah mendengar jenis daun yang sangat nikmat diolah.  Daun yang dijumapi di masyarakat diolah menjadi jenis sayuran ‘teman’ nasi. Daun dengan nama latin Gynura Divaricata ini, di dunia kuliner masyarakat Jawa Tengah dikenal dengan nama ‘Sambung Nyawa’. Ada juga yang menyebutnya  ‘Gendola’.  Asal tanaman ini, ada yang menyebut dari Tiongkok yang menamakan San qi cao atau Samsit.  Eh ada juga yang menyebut tanaman ini dari Myanmar. 

Daun Dewa dikenal sebagai jenis tanaman herbal yang bisa tumbuh pada ketinggian 200 hingga 800 meter di atas permukaan laut/mdpl.  Tampilannya cantik. Hijau segar. Warna hijau dari efek zat klorofil yang sangat baik untuk tubuh manusia. 

Daunnya bersifat tunggal, ada tangkai. Bentuknya bulat telur sampai bulat memanjang. Dengan memiliki ukuran panjang 8-20 cm  dan  lebar 5-10 cm, daunnya berujung lancip dan bergerigi di sekeliling pinggirannya. Konon bagian tepian daun yang bergerigi ini bagaikan ornamen baju pada dewa. Ya, menilik namanya menyimpan kharisma. Dewa.  Dewa yang dalam kisah-kisah fiksi, legenda dan semacamnya dengan predikat  luhur. 

Di Tiongkok, Daun dewa lebih dikenal dengan nama Samsit atau San qi cao. Kemampuan dan manfaat mengonsumsi daun ini telah dikenal sangat berdampak positif bagi kesehatan tubuh.  Khasiat buah dari  ragam kandungann senyawa dan sifat-sifat kimia di dalamnya.  Daun, adalah bagian yang mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan minyak atsiri.

Nah manfaat daun ini seperti mengobati stroke, diabetes, rematik, batuk dan muntah darah, kejang pada anak, demam berdarah, sakit jantung, hipertensi, kanker, pendarahan atau pembengkakan payudara, ganglion, keseleo, wasir, luka, gigitan binatang buas, kutil, mengatasi gangguan haid, menghilangkan flek hitam pada wajah dan lain-lain. 

Seorang  chef yang berpengalaman memasak sayur Daun Dewa sekitar 10 tahun, yakni Ruri menyebutkan bahwa daun dewa di masyarakat memang  popular untuk menyembuhkan maupun mencegah ragam penyakit. Bagian yang diolah adalah daun dan umbinya. Rasanya yang enak semakin digemari oleh para pecinta kuliner.  

“Daun ini bermanfaat, dan orang bisa berkreasi olahan bermacam-macam,” kata Ruri yang saat ini bekerja menjadi chef di kawasan Jakarta Selatan ini. 
Ruri dan tanaman daun dewa (foto: bozzmadyang)
Menurut pria asal Kebumen, Jawa Tengah ini, Daun Dewa bisa diolah menjadi sayuran aneka rasa. Ruri sendiri mengolahnya menjadi menu seperti menu sayur daun dewa terasi, sayur daun dewa tauco, sayur daun dewa polos dan sayur daun dewa bawang putih. 

Olahan daun ini sebaiknya dikonsumsi saat terhidang hangat. Pasalnya jika kelamaan maka, daun akan berubah warna, agak kehitaman dan bisa berubah rasa. 
Sayur daun dewa (foto: bozzmadyang)
Meski Daun Dewa ini dikenal di masyarakat, saat ini Ruri menyebut baru ada lima restoran di Jakarta yang menyediakan olahan Daun Dewa ini. Sementara produsen atau petani yang membudidayakan daun berkhasiat ini ada di Tangerang, provinsi Banten. 

Sangat bermanfaatnya Daun Dewa ini, bukan hanya untuk sekadar dinikmati namun efek pada tubuh yang baik. Dan bagaikan titisan Dewa, daun ini menjadi semacam pilihan untuk meraih kesehatan prima. Tentu saja hasil sangat tergantung kesungguhan upaya. Jadi, menikmati kelezatan olahan Daun Dewa, menjadi semakin ‘bergizi’ dengan dampak  laksana Dewa pada tubuh penikmatnya. Salam Kuliner. 

@bozzmadyang   

Sayur Daun Dewa, Daun Banyak Khasiat



Sayur Daun Dewa (Foto @bozzmadyang)

Daun Dewa? Pernahkah Anda dengar #madyangers?

Daun Dewa dikenal di masyarakat Jawa Tengah. Ada yang menyebutnya “Sambung Nyawa”. Kalau di masyarakat Tiongkok menyebutnya Samsit. Nama latinnya lebih keren lagi adalah Gynura Divaricata.

Daun Dewa dikenal sebagai jenis tanaman herbal yang bisa tumbuh pada ketinggian 200 hingga 800 mdpl.  Tampilannya cantik banget. Hijau mengkilap dan licin. Warna hijau dari efek zat klorofil yang sangat baik untuk tubuh manusia.
Tanaman daun dewa. (Sumber wikimedia.org)
Daun ini disebut-sebut  berkhasiat bagi kesehatan. Banyak banget khasiatnya untuk kesehatan. Penyebabnya adalah ragam kandungann senyawa dan sifat-sifat kimia di dalamnya. 

Nah manfaat daun ini seperti mengobati Stroke, mengobati Diabetes, mengobati rematik, mengobati batuk dan muntah darah, mengobati kejang pada anak, mengobati demam berdarah, mengobati sakit jantung, mengobati hipertensi, mengobati kanker, mengobati pendarahan atau pembengkakan payudara, mengobati ganglion, mengobati keseleo, mengobati wasir, mengobati luka, mengobati gigitan binatang buas, mengobati kutil, mengatasi gangguan haid, menghilangkan flek hitam pada wajah. 
Kaya manfaat. (Foto @bozzmadyang)


Wuihh banyak banget yaaa manfaatnya. Nah aku pernah icip-icip sayur daun dewa ini. Hasil olahan Chef Sururi, chef  Restoran Jamuan Samudra di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.  Rasanya enak banget. Asli loorr. Bagi yang gak demen sayuran, aku bilang pasti demen sayuran Daun Dewa ini.

Pastinya, bukan hanya menjadi olahan makanan enak namun khasiat untuk kesehatannya banyaaak. #madyangers harus coba dehhh. Salam enyak!

Twitter/IG @bozzmadyang

Bawal Bintang Bakar Bumbu Kuning ala Jamuan Samudra



BAWAL Bintang Bakar Bumbu Kuning Ini menu olahan ikan bawal yang asalnya dari budidaya laut Kepulauan Batam dan Riau.

Teksturnya lebih lembut disbanding ikan lainnya. Ikan direndam dengan menggunakan air perasan jeruk nipis untuk menghilangkan bau amisnya.

Masih dengan racikan khas Jamuan Samudra dengan prioritas rempah-rempahnya, Bawal Bintang dimasak dengan olahan 32 jenis rempah-rempah sebagai bahan dasar proses pembakaran.

 
Bawal bakar. (Ganendra)
Saat pembakaran dengan ukuran ikan yang lumayan besar, minimum 8 kali ikan dioles 32 bumbu.Tujuannya? Jelas membuat rempah meresap untuk memperoleh rasa yang lebih mantap. Ini yang menjadi kunci olahan khas Chef Sururi. Kekuatan utama adalah rasa yang kuat dari rempah-rempah.

Soo anda bisa mencicipi kenikmatan olahan Bawal Bintang Bakar Bumbu Kuning ini hanya di  Jamuan Samudra, Jl Prof. Joko Sutono, no 21 Pertogogan Jakarta Selatan. Buka 11.00 – 23.00 wib.

Cussss!

@boszzmadyang

Foto oleh PENULIS

Artikel lengkap ditayangkan di akun KOMPASIANA milik Penulis: Berjudul “Jamuan Samudra, Racikan Seafood Citarasa Kaya Rempah nan Juara"

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/jamuan-samudra-racikan-seafood-citarasa-kaya-rempah-nan-juara_58306157177b61c31604bd6f


Menyelami Citarasa Kepiting Jantan Lada Hitam


KEPITING Jantan Lada Hitam, ini menu yang menantang bagi penggila kuliner sea food berselera pedas. Kepiting yang diolah di Jamuan Samudra ini memang ‘something different’.  Mengapa?

Ini neh alasannya. Kepiting yang diolah di sini, minimal bobotnya 500 gram/ ekor. Kurang dari itu tidak boleh diolah. Yaaaa kasian, masih terlalu kecil hehee. Gak ding yang pasti alasannya karena mengikuti peraturan pemerintah. Tepatnya standar Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1/PERMEN-KP/2015 tentang penangkapan lobster, kepiting, dan rajungan, khususnya terkait dengan ukuran berat yang boleh ditangkap dan diperjualbelikan. Nah gak sembarangan khan?

Kepiting jenis Bakau dari Papua. (Foto @bozzmadyang)
Kepiting jantan lada hitam yang kaya rempah. (Foto @bozzmadyang)
Terus, kepitingnya jenis kepiting bakau khusus didatangkan dari petani budidaya di Papua.  Stoknya adalah kepiting hidup, biar terjaga kesegarannya. Pastinya daging lebih tebal. 

Lalu soal resep-resep rahasia, yang dieksplorisasi oleh pemasak-pemasak yang tidak hanya ingin makanannya membuat orang kenyang. Kekuatan rempah-rempah Nusantara lah yang dipadu dengan jiwa-jiwa yang mencintai kuliner dan manusia. Makanya di Jamuan Samudra menyajikan hidangan laut kaya rempah. Yaaa rempahnya!

Pala, cengkeh, laos, lada, kunyit, sereh, jahe,  bawang merah dan putih, kemiri, ketumbar, dan lainnya merupakan perpaduan rempah nusantara. Beberapa di antaranya digunakan untuk menu Kepiting aneka rasa di Jamuan Samudra.

Sooo menu Kepiting Jantan Lada Hitam ini kepitingnya dipadu dengan rempah-rempah lada hitam yang dipastikan tingkat kekeringannya. Sooo sensasi pedasnya jadi berasa khas banget! 

Nah bagi penggila pedas, wajib berani coba! Bandrol harga lumayan sih, 36K per/100gram, tapi soal rasa  worth it dweh.
==================
Jamuan Samudra
Jl Prof Joko Sutono, No 21
Pertogogan, Jakarta Selatan
Mon – Sun : 11 am – 11 pm
RSVP 021 7220912
==================
IG/Twiter: @bozzmadyang
Foto: Dok Penulis

#SeaFoodEnakJakartaSelatan #JamuanSamudra #SeaFoodJS #IndonesianSeafood

Nagasaki Champon, Mie Campur Otentik Jepang

Nagasaki Champon. (Ganendra)
Menu Nagasaki Champon ada di booth ajang Japan Food Festival 2016 yang digelar di Mal Kota Kasablanka mulai, Senin 31 Oktober 2016 – 13 November 2016. 

Menu racikan Ringer Hut ini salah satu dari 5 kuliner otentik Jepang dari 5 restoran ternama di negeri Sakura itu yang dihadirkan oleh Japan External Trade Organization (JETRO).

Menu champon atau mi campur khas Jepang disajikan mirip ramen. Bedanya Nagasaki Champon menggunakan lebih banyak sayuran sebagai toppingnya.

Komposisi topingnya adalah  wortel, jamur, daging ayam, kapri, udang, baso, cumi dan daun bawang. Dipadukan dengan kaldu ayam dan mie khas Jepang. 
Aneka topping. (Ganendra)
Menu ini rekomen banget, segar dengan kuah yang hangat, serta mie yang empuk lezat. Sayurannya pun segar. Aku sudah buktikan sendiri tadi, benar-benar lezat menyegarkan. Josssss! ☺

Ringer Hut telah berdiri sejak 1962. Saat ini memiliki 640 cabang di Jepang dan 11 cabang di luar negeri.

Rencananya akan buka gerai pertama di tanah air, yang berlokasi di Citywalk Sudirman Jakarta, pada pertengahan Desember 2016 mendatang. Wuiihhhh. Mau icip-icip?

Twiter/IG @rahabagendra

(VLOG) Menyelam ke Dasar Cangkang, Temukan Mutiara Kelezatan Kerang Bambu



OLAHAN bahan dari sea food banyak ragam. Dan bagi yang suka jalan-jalan “Jelajah Gizi” Indonesia adalah surganya. Bahkan kuliner sudah menjadi identitas di tiap daerah tanah air.  Salut untuk ide “Jelajah Gizi’ yang diprakarsai Nutrisi Untuk Bangsa dan Sarihusada, hingga saat ini sudah memasuki Jelajah Gizi ke 4, yakni Jelajah Gizi Minahasa, yang kaya olahan kuliner seafood.

Banyak aneka olahan seafood, termasuk olahan kerang. Salah satunya adalah Kerang bambu (Razor Clams) dengan olahan Kerang Bambu Mix Spicy Garlic. Menu ini bahan-bahannya meliputi Kerang Bambu, bawang bombay cincang, bawang putih cincang, cabe rawit iris, cabe keriting iris, saos tomat, saos tiram, saos cabe, gula pasir, merica, garam dan air secukupnya.

Pengolahan diawali merebus kerang hingga mendidih. Selanjutnya tumis bawang bombay dan bawang putih hingga wangi, masukkan cabe dan saos, aduk rata. Tambahin gula, garam, merica dan air. Masukkan kerang bambu ke dalam tumis. Aduk merata. Masak hingga mengental. Angkat dan taruh di piring. Sajikan dengan buah jeruk nipis. Siap dinikmati dan rasakan sensasi menyelam ke dasar cangkangnya untuk menemukan ‘mutiara’ kelezatan kekayaan negeri. Salam kuliner.

@rahabganendra         

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba #JelajahGizi2016 Info lengkap klik situs SARIHUSADA.

Menyelam ke Dasar Cangkang, Temukan Mutiara Kelezatan Kerang Bambu

Kerang Bambu Mix Spicy Garlic. (Foto Ganendra)
Daging memanjang, kenyal, putih bersih dengan cangkang berukuran 8 cm an berpadu dengan warna kemerahan dari bumbu sambal padang menggoda selera. Lidah berasa berdecap melihat penampilan dari olahan kerang bambu yang diolah ala Mix Spicy Garlic. Lelehan bumbu di tepian cangkang dan bergurat-gurat di badan daging kerang yang bentuknya mirip batang bambu ini, pasti akan membangkitkan selera siapa saja yang menatapnya. Dan aku, sangat yakin, siapa pun yang mencecap hingga dasar cangkang terakhir, akan menemukan ‘mutiara’ kelezatan salah satu menu laut, kekayaan negeri ini.

***

Kekayaan kuliner Indonesia dari laut, sungguh beragam. Tentu dong karena negeri kita adalah negeri bahari. Olahan bahan dari sea food melimpah ruah. Dan bagi yang suka jalan-jalan “Jelajah Gizi” Indonesia adalah surganya. Bahkan kuliner sudah menjadi identitas di tiap daerah tanah air. Keren khan?

Tak heran dan salut untuk ide “Jelajah Gizi’ yang diprakarsai Nutrisi Untuk Bangsa. Hingga saat ini yang sudah memasuki Jelajah Gizi ke 4, yakni Jelajah Gizi Minahasa. Sebuah ajang gerakan kepedulian akan masalah gizi di Indonesia, melalui ajang kuliner nusantara yang tentu bermanfaat. Dan peran serta PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) sebagai perusahaan yang memproduksi berbagai produk nutrisi untuk ibu hamil dan  menyusui dan anak dengan rasa enak, terjangkau serta berstandar internasional,menjadi prestasi tersendiri.

Pilihan Minahasa yang kaya keindahan alam dan keunikan kuliner di Sulawesi Utara itu, sangat menantang siapa pun untuk turut serta. Tak terkecuali saya, sebagai Food Blogger tentu menjadi tantangan yang menarik untuk lebih banyak menggali lebih dalam lagi. Dan menggali lebih dalam tentang olahan kekayaan laut menjadi kuliner yang beragam menjadi menarik ketika negeri kita adalah 'raja' untuk bahan olahan sea food.
 
Menu olahan seafood? Pasti banyak yang suka terutama bagi mereka yang hobi Jelajah Gizi lewat kulineran nusantara. Saya termasuk salah satu ‘penggilanya’. Aneka sea food di negeri kita memang sangat kaya. Pastinya, karena negeri ini adalah kepulauan dengan wilayah laut begitu luasnya. Dari sekian macam aneka seafood salah satu yang populer adalah kerang. 

Aku paling suka kerang. Karena banyak macamnya. Ada kerang kampak, kerang bambu, kerang madu, kerang hijau, kerang bulu, kerang kepa, kerang salju, kerang simping, kerang dara, kerang batik dan kerang tiram. Yang popular sih kerang hijau yaa. Soalnya paling mudah  dijumpai. 
Kerang Dara, Kerang Kepa, Kerang Bulu dan Kerang Hijau. (Foto Ganendra)

Kerang bambu (kiri) di antara kerang hijau, dan kerang bulu. (Foto Ganendra)
Olahan kerang banyak diawali dengan model direbus. Setelah direbus biasanya bisa diolah berbagai rupa. Hampir semua jenis kerang bisa direbus. Tapi ada juga lhoo kerang yang cocok juga jika digoreng. Misalnya kerang hijau, kampak, salju, dan simping. Enak juga pastinya.  Secara keseluruhan sih, olahan kerang sangat lezat. 
Olahan ragam Kerang. Kerang Dara rebus (Atas), Kerang Hijau Rebus. (Tengah). Kerang Bambu mix Spicy Garlic. (Bawah) (Foto Ganendra)
Nah khusus untuk Kerang bambu, yang memiliki nama keren “Razor Clams” bentuknya beda banget dengan keranga pada umumnya. Bentuknya kecil memanjang dengan ukuran beragam, ada yang sampai 9 cm.  Cangkangnya agak coklat berpadu putih beruas-ruas mirip bambu. Ada garis-garis coklat kehijauan.  Biota yang termasuk ordo Veneroida banyak ditemukan di perairan pesisir pantai yang berlumpur, semisal di Jawa Timur. 
Ini Kerang Bambu "Razor Clams". (Foto Ganendra)

Olahan dari kerang bambu ini dikenal rasanya yang khas. Tak heran banyak macam olahan berbahan kerang ini yang disukai banyak orang. Nah salah satu olahan yang kusuka adalah Kerang Bambu Mix Spicy Garlic. Ini olahan yang sedikit berbeda.  Salah satu tempat mendapatkan olahan Kerang Bambu Mix Spicy Garlic ini, kalau di Jakarta yang populer adalah di tempat “Kerang Kiloan Pak Rudi” yang sudah memiliki  banyak cabang. 
Olahan kerang bambu mix spicy garlic ala Resto kerang Pak Rudy Grogol. (Foto Ganendra)
Beberapa waktu lalu aku sempatin mampir di cabang Food Court Grogol. Soalnya lokasinya paling dekat dari kantor. Aku cobain menu Kerang Bambu Mix Spicy Garlic. Ini yang paling favorit disamping kerang hijau. Harganya juga paling mahal. Tentu jaminan lezat bukan? Serius suka banget ini.  

Nah aku sempat tanya-tanya cara olahan menu Kerang Bambu Mix Spicy Garlic ini. Beruntung dua orang yang jaga, ramah kuajak berbincang-bincang.  Secara garis besar sih mudah dan bisa dilakukan di rumah resepnya. Tinggal banyakin coba-coba saja, pasti enak. Lalu gimana sih cara olahnya?

Mengolah Kerang Bambu ala Mix Spicy Garlic

Menu Kerang Bambu Mix Spicy Garlic ini terdiri dari Kerang bambu, sambal padang, serta bumbu-bumbu khasnya. Nah untuk bahan-bahannya meliputi Kerang Bambu, bawang bombay cincang, bawang putih cincang, cabe rawit iris, cabe keriting iris, saos tomat, saos tiram, saos cabe, gula pasir, merica, garam dan air secukupnya. 

Langkah pengolahan diawali dengan membersihkan kerang dari kotoran yang menempel di badan kerang. Direndam ke dalam air yang dibubuhi garam. Kemudian direbus hingga mendidih.  Untuk kerang bambu ini direbus relatif tak lama, sekitar 15 menitan. Kalau kerang lainnya bisa sampai 25 menit. 
Kerang bambu direbus sekitar 10-15 menit. (Foto Ganendra)
Nah setelah direbus, kerang bisa diolah berbagai macam menu, salah satunya ala Mix Spicy Garlic. Selanjutnya tumis bawang bombay dan bawang putih hingga wangi, masukkan cabe dan saos, aduk rata. Nyala apinya sedang saja yaa. Tambahin gula, garam, merica dan air. 
Garlic, bawang bombay, cabe rawit, gula pasir dan sambal/saos padang. (Foto Ganendra)

Lalu kerang bambu yang sudah direbus, masukkan ke tumis. Aduk merata. Tunggu hingga air menyerap. Masak hingga mengental. Sekali-kali cicipin rasa. Jika sudah sesuai keinginan, matikan api dan angkat.
Sambal Padang ditumis campur dengan garlic, bawang bombay dll. (Foto Ganendra)

Masukkan kerang bambu yang sudah direbus. Aduk rata hingga mengental. (Foto Ganendra)

Selanjutnya taruh di piring atau wadah semacamnya. Sajikan dengan buah jeruk nipis untuk mengurangi amis jika masih terasa. Siap dinikmati. 
Siap dinikmati (Foto Ganendra)
Mudah bukan?

Menyantap Kerang Bambu ala Mix Spicy Garlic ini bisa menggunakan garpu, atau dengan tangan langsung. Bagiku sih nikmat langsung pakai tangan. Biarkan lelehan sambal padang yang lezat berkilau itu melumuri jari jemari. Lezat juga saat mencecapnya. Dan inilah yang bikin khas menikmati kerang bambu.

Olahan kerang bambu ini antara dan daging kerang mudah terpisah. Tak menyulitkan kita saat bersantap. Beda dengan jenis kerang lainnya, misalnya kerang Kepa yang agak lebih sulit membukanya. Perlu bantuan sendok ataupun pisau. 

Rasanya?

Soal rasa, daging kerang bambu yang berbentuk memanjang ini bertekstur kenyal. Dengan oalahan masak yang tepat, dagingnya tidak alot. Tak terlalu ‘liat’ seperti cumi. Cukup mudah dinikmati. Sudah getu, ukurannya lumayan besar, antara 5 cm – 9 cm. Memanjang. Dengan ukuran segetu, makan kerang ini jadi berasa banget hehee. 

Saos padang dengan kombinasi garlicnya adalah sensasi tersendiri. Gurih bawang putih, pedasnya cabe, merica menjadi paduan yang pas ‘membakar’ rasa kerangnya. Hasilnya menyantap dari cangkang satu ke cangkang yang lain, bikin gak berhenti. Hingga cecapan cangkang terakhir.  Wuiihh asli, lezat banget. Cukup wort it dengan bandrol 70.000 IDR sebanyak 1/2 kg.
Ludes hingga cangkang terakhir. (Foto Ganendra)
Mutiara Kelezatan Sea Food

Menikmati menu kerang maupun jenis sea food lainnya, jadi teringat dengan pulau ‘surga’ seafood’, Batam. 6 tahun sempat mengenyam tanah di perbatasan barat Inondesia itu. Menikmati kekayaan hayati kuliner laut. Bersyukur rasanya, negeri ini kaya akan kekayaan kuliner laut. Yang tentu semestinya bisa menjadi sarana kesejahteraan bagi warga nelayan. 

Ragam kuliner sea food yang menggoda, memaksa pecintanya merogoh kocek lebih dalam adalah pengakuan bahwa sea food merupakan kuliner dengan cita rasa fantastis. Dan kerang bambu, menjadi salah satunya. Menu yang selalu membuat penikmatnya ingin mencecapnya, menyelam ke dasar cangkangnya untuk menemukan ‘mutiara’ kelezatan kekayaan bahari negeri. Salam kuliner. 

@rahabganendra  


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba #JelajahGizi2016 Info lengkap klik situs SARIHUSADA.

Japan Food Festival 2016, Ajang Kuliner Otentik Jepang


Pembukaan Japan Food Festival 2016. (Foto Ganendra)
SEBANYAK lima perusahaan industri jasa makanan, restoran ternama dari Jepang tertarik hadir memperkenalkan menu-menu otentik unggulan mereka yang telah beken di negeri asalnya.

Dengan racikan asli dari budaya kuliner negeri matahari terbit itu, ke lima restoran yang berencana investasi di Jakarta itu, menggelar program ‘test kitchen’ pada Senin (31/10/2016) yang lalu.

Selanjutnya selama dua minggu akan “tes ombak” di ajang Japan Food Festival (JFF) 2016. Menyuguhkan cita rasa otentik kuliner Jepang  yang belum pernah ada di Indonesia.

Tentu ini menjadi kesempatan menarik buat penggila  ragam menu negeri Sakura dan juga para pelaku bisnis kuliner lokal untuk membuka kerjasama bisnis kuliner.
Meja bangku rapi. (Foto Ganendra)
Nampak dari depan JFF 2016. (Foto Ganendra)
JAPAN FOOD FESTIVAL 2016 mengajak penggila kuliner ala Jepang, khususnya yang berada di Jakarta, untuk menjadi yang pertama dalam menikmati ragam masakan Jepang otentik dari restoran-restoran yang belum pernah ada di Indonesia sebelumnya.

Program ‘test kitchen’ yang digagas dan digelar oleh Japan External Trade Organization (JETRO) bekerjasama dengan Eat and Eat, ini menghadirkan menu otentik Jepang selama 2 minggu di Mal Kota Kasablanka. 

Acara sudah dibuka pada Senin (31/10/2016) dan akan berlangsung hingga Minggu (13/11/2016) mendatang. Lima restoran ternama dari Jepang, sudah siap menghadirkan menu-menu andalan mereka. Mungkin beberapa nama menu tak asing lagi, namun cita rasanya tentu berbeda.

Pasalnya restoran yang dihadirkan ini sudah memiliki pasar penggemar di Jepang maupun negara lainnya. Sooo, cukup kredibel dengan pengalaman yang sudah lama. Mau tau apa saja sih menu dan restorannya?

Kelima perusahaan industri jasa makanan yang perform  di area Food Society Mal Kokas itu adalah Menya Takeichi (Take You Co. Ltd) dengan menu Chicken Ramen, Enokiya (Morinaga Gyunyu Haikyu Co, Ltd) dengan menu manisan Jepang, Fujisan Taiyaki (Yataro Co. Ltd), dengan menu Taiyaki, Sushi Kaz (Riverside Inc) dengan menu Sushi, dan Ringer Hut (Ringer Hut Co. Ltd) dengan menu andalan Champon (mi Campur Jepang).
Para pebisnis kuliner dari Jepangbisnis kuliner Jepang di JFF 2016 (Foto Ganendra)
Nah menu-menu itu pertama kali dihadirkan di Indonesia oleh lima restoran tersebut. Jadi belum pernah deh yang mencicipinya di sini.  Apalagi kelima restoran itu dipilih setelah melalui persaingan yang ketat. Maklum di Jepang banyak restoran ternama. 

"Restoran yang dihadirkan di sini adalah yang memenangkan persaingan ketat di Jepang. Mereka punya menu khas yang lezat,” kata Hironobu Kitagawa selaku Director General Service Industry Department JETRO, saat konferensi pers, Senin (31/10/2016) di lokasi acara Japan Food Festival 2016.

Hironobu Kitagawa selaku Director General Service Industry Department JETRO. (Foto Ganendra)
Lalu apa latar belakang digelarnya acara?

Menurut Kitagawa, penyelenggaraan JFF 2016 dilatarbelakangi perubahan daftar negatif investasi di Indonesia, dimana perusahaan asing diizinkan menanam modal sebanyak 100% dengan syarat tertentu. Iklim itulah  yang mendorong minat perusahaan industri jasa makanan Jepang masuk ke pasar tanah air. Minat semakin meningkat tinggi. 

Data JETRO mencatat,  tentang survey kondisi ekspansi industry jasa di luar Jepang yang dilakukan JETRO tiap 2 tahun sekali, Indonesia menempati urutan ke 4 setelah tiongkok, Thailand dan Amerika.

Sementara untuk kategori kota, Jakarta berada di posisi ketiga setelah Shanghai dan Bangkok. Artinya ini menunjukkan bahwa Jakarta (Indonesia) sangat menarik perhatian perusahaan Jepang untuk dijadikan area ekspansi industrinya. 

Disamping itu penyelenggaraan JFF 2016 juga ingin mengetahui seberapa besar penikmat menu kuliner ala Jepang khususnya di Jakarta. Kalau meminjam istilah seorang kawan blogger-kompasianer, Kevin,  ajang JFF 2016 ini seperti ‘tes ombak’ untuk mengetahui respon pasar penggila kuliner Jepang di Indonesia.

Jika responnya bagus maka progress untuk investasi membuka gerai di Indonesia pun akan segera dilakukan. Bahkan salah satu restoran, yakni Ringer Hut, rencananya akan membuka gerai pertamanya di Citywalk Sudirman pada pertengahan Desember mendatang.  Wuihh udah kecantol saja heheee. 

Hmmm jadi pengen tahu menunya kek apa yaaaa?

Cantik Etnik Dango Enokiya

Enokiya. (Foto Ganendra)
Enokiya, menempati salah satu booth di bagian tengah. Menu yang disajikan adalah aneka manisan cantik Jepang yang dikombinasikan dengan berbagai balutan rasa dan isian. Ini dia menunya, ada Dango (dango mitarashi, dango oreo), Manju, Daifuku. 

Konon menu-menu ini jarang disajikan di restoran Jepang loor. Dango ini menyerupai cilok, kenyal namun teksturnya lebih halus dan lembut. Ada yang dibalut madu. Rasanya jadi ada manisnya. Bentuknya bulat dengan tusukan sate. Satu tusuk berisi 4 biji warna putih. Enak juga. Harga 15.000 IDR. 

Kalau Manju atau Crispy bean cake, ini olahan gandum dengan isi kacang merah diproses panggang. Beda proses dengan Daifuku (sejenis mochi khas Jepang) yang berwarna putih dengan proses dikukus. Isinya kacang merah. Masing-masing dibandrol harga 17.000 IDR dan 22.000 IDR (Daifuku).

Saatnya berkesempatan nyicipin loor, soalnya ini manisan dessert yang kebanyakan hanya ada di festival budaya di negeri Sakura itu. Nyammmm.
Daifuku. (Foto Ganendra)
Dango Oreo. (Foto Ganendra)

Dango. (Foto Ganendra)
Keunggulan dari menu Enokiya ini, seperti dituturkan oleh Nauli Fajarillah selaku Indonesian Affair Manager, Enokiya menggunakan pasta gandum yang berstektur, dan tekstur kacang tanah adalah pilihan yang hati-hati. Serta lembutnya tanpa bahan pengawet.  

Enokiya sudah ada di Jepang selama 56 tahun dan telah memiliki 250 cabang di sana. Menurut  Koichi Iwara dari Enokiya yang hadir di acara pembukaan, ia berharap bisa membuka gerai di Indonesia agar warga Indonesia bisa mencoba camilan manis tradisional Jepang yang ternama ini.

Lezatnya Sushi Kaz 

(Foto Ganendra)
Sushi Kaz berasal  dari Tokyo mempersembahkan menu sushi dengan gayanya yang khas.  Menu yang tersedia adalah Broiled Sushi beef and roll, Broiled sashimi rice bowl, Shrimp tempura salad roll & salmon avocado roll. Harga mulai dari 70.000 IDR – 120.00 IDR.
Sushi (Foto Ganendra)
Sushi dan Sashimi (Foto Ganendra)
Sushi Kaz. (Foto Ganendra)

Soal rasa, lezat dan membangkitkan selera. Lagi dan lagii deh. Oyaa untuk diketahui Sushi Kaz ini sudah berpengalaman 25 tahun, sejak 1991. Sudah memiliki 4 toko di Tokyo serta menyajikan menu berbagai genre.  

Sooo sangat berpengalaman. Eeh ada instagramnya loorr, kepoin aja menunya di sini IG @kazuging92. Bisa sekalian belajar bahasa Jepang heheee.

“Kue Ikan” Legendaris, Fujisan Taiyaki 

Fujisan Taiyaki. (Foto Ganendra)
Fujisan Taiyaki mempersembahkan menu andalan  taiyaki dengan 3 varian rasa, yakni keju, kacang merah dan green tea atau matcha.  Rasanya? KAcang merah berasa manisnya, keju berasa asinnya dan sedikit pahit dari matcha. Saat aku mencicipinya, renyah dan lezat beneran. Yang kusuka adalah matcha. Sedikit pahit namun enak terasa tehnya.
Kue Ikan, Taiyaki. (Foto Ganendra)

Taiyaki keju, matcha, kacang merah. (Foto Ganendra)

Nah soal kue ikan ini menurut Mas Firdaus Priyo Hartomo, pria asal Tegal yang menangani Taiyaki di pameran, taiyaki mempunyai kisah sejarah yang menarik dan cukup panjang.

Terbagi menjadi bermacam bahan. Manisnya pasta dari kacang emrah dan susu dari Asagiri yang kaya nutrisi. Eh tersedia teh ala Jepang loorr. Sempat mencicipinya, saat ditawarin Mas Priyo yang fasih bahasa Jepang ini.
Firdaus Priyo. (Foto Ganendra)
Nah kawan, mesti cicipin kue ikan ini, dibandrol sama untuk ketiga rasa 22.000 IDR. Ehh untuk pembelian 3 buah taiyaki akan dapat “Go EN” sebuah gantungan uang logam Yen.

Ramen Takeichi Khas No 1 di Tokyo 

Booth Takeichi.   (Foto Ganendra)
Menya Takeichi yang sudah berdiri pada 2012 di Tokyo ini menyajikan racikan ramen ayam “Rich Chicken Soup Ramen,” berbandrol 77.000 IDR. Sajiannya terdiri dari mie kenyal, chasiu ayam nan khas dan kuah yang hangat bergelora.

Meski dagingnya tebal mudah dikonsumsi, dan spesialnya di sop kuah ramennya. Menyaksikan Wahyudin, lelaki asal Brebes yang meracik olahan Takeichi ini, memang dominan sop kuah yang khas.

Olahan Ramen Takeichi. (Foto Ganendra)
Yosuke Hara dari Menya Takeichi mengatakan bahwa gerai ramen asli Tokyo ini berencana menjadikan Jakarta sebagai pusat penyedia ramen tanpa babi sedikitpun.  Dalam pengolahan mie nya menggunakan alkohol food. Tujuannya untuk membunuh bakteri di dalamnya.
Mr Hara. (Foto Ganendra)

Pasalnya jika tak dibunuh, maka mie menjadi tak tahan lama dan bisa membawa penyakit. Tentu ini juga menjadikan cita rasa yang khas. Jika membuka gerai di Indoesia, Takeichi mencoba menyesuaikan dengan konsumen Indonesia mencari alternatif pengganti alcohol food-nya. 

Saat ini Ramen Takeichi sudah memiliki  9 restoran di Jepang dan 4 restoran di Thailand, Singapura,  Vietnam dan Kamboja. Ekspansi terus dilakukan menyasar Filipina, Tiongkok, Eropa dan tentunya Indonesia. 

Sedapnya Nagasaki Champon Ringer Hut

Booth Ringer Hut. (Foto Ganendra)
Berdiri sejak 1962, Ringer Hut sudah sangat berpengalaman. Saat ini memiliki 640 toko di Jepang. Sementara ada 11 cabang di luar negeri. Menu Nagasaki Champon Chicken (Mie campur Jepang), sesuai nama menunya adalah produk dari Nagasaki, Jepang.

Menikmati menu ini, sangat sedap terutama sensasi dari kaldu ayamnya. Hangat meresap bumbunya. Sekilas mirip ramen namun lebih sedikit mie-nya. Dan beda di topingnya karena dominasi sayuran.

Topping yang digunakan adalah wortel, jamur, ayam, kapri, udang, baso,daun bawang dan cumi. Lalau dipadukan dengan sedikit mie yang lentur dan kenyal plus sop kaldu ayam yang lezat.  Menikmati Nagasaki Champon ini mengingatkan pada menu Chinese food.
Nagasaki Champon.   (Foto Ganendra)
Nagasaki Champon.   (Foto Ganendra)
Aneka toping sayuran dan lainnya. (Foto Ganendra)

Menu berselera ini dibandrol 68.000 IDR di luar pajak. Untuk minggu kedua gelaran acara, akan ditampilkan Nagasaki Champon chicken yang versi gorengnya. Hmmm mungkin lezat juga.

Oiyaaa,  Ringer Hut, sudah berencananya akan membuka gerai pertamanya di Citywalk Sudirman, Jakarta pertengahan Desember tahun ini loor. Tunggu saja yaaa. 

Nah di samping menu otentik ala Jepang itu, dihadirkan pula Eat & Eat dengan gerainya seperti takoyaki serta beberapa jenis dessert khas Indonesia. Ada kue cubit, cendol, tahu gejrot, ronde, asinan Betawi.  
Eat and Eat  (Foto Ganendra)
Takoyaki.   (Foto Ganendra)
Selain hidangan kuliner di ajang JFF 2016 ini, ada juga hiburan menarik  seperti pemutaran film dan penampilan khusus dari musisi Jepang yang didukung oleh Japan Foundation serta jamuan teh tradisional Jepang. Lihat jadwalnya di bawah ini. Jadwal sewaktu-waktu bisa berubah yaaa.

Jadwal acara di JFF 2016. (Ganendra)
Soo ajang ini cocok untuk dinikmati bersama keluarga, khususnya di akhir pekan. Selamat menikmati kuliner otentik Jepang yaaa. Makjoooss!

JAPAN FOOD FESTIVAL 2016 
Food Society, Kota Kasablanka Jakarta – Indonesia

Buka: 31 Oktober 2016 - 13 November 2016. 
JAM: 10.00 WIB – 22.00 WIB

#WeEatWeWrite
@rahabganendra

Artikel ini ditayangkan juga di Akun Kompasiana Penulis. Berjudul: "5 Restoran Ternama dari Jepang ini, Bakal Ekspansi ke Indonesia"