![]() |
Yam Mamuang (FOTO GANENDRA) |
TOM YAM? Siapa yang gak kenal dengan
menu ‘ngehits’ khas Thailand ini. ‘Menggigitnya” bumbu asam pedas yang
membangkitkan selera makan, sudah banyak dikenal orang. Menu favorit yang
dipesan saat ingin menyantap menu Thailand. Cita rasa asli khas menu negeri
gajah putih itu, sudah merambah ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dan jika
kita kangen icip-icip, gak usah jauh-jauh ke negeri seberang yang pernah
memiliki Perdana Menteri cantik, Yingluck Shinawatra itu. Cukup datang saja ke
Thai Alley, restoran yang mengusung menu cita rasa asli Thailand di Jakarta
khususnya. Dengan konsep Thai Street Food, Thai Alley menyuguhkan cita rasa
yang tak berbeda dengan racikan negeri asalnya.
***
Kepulan asap tipis dari
wadah berukuran sedang itu membersitkan aroma. Kuah merah kekuningan bercampur
dengan udang, ikan, cumi mengintip di permukaannya. Wuihhh mata menjadi nanar
melihatnya, lidah ‘kemecer’ pengen segera menikmatinya. Tom Yam menu khas
Thailand yang ternama, tersaji di meja. Tepatnya Tom Yang Talay, berisi sea food
itu adalah salah satu menu dari 5 menu yang disajikan Thai Alley di Palace
Place lt 5, Jakarta Pusat saat aku dan teman-teman dari Komunitas KPK
Kompasiana, ‘menggerebek’-nya.
Jam 10.30an wib, Saya datang pertama. Tak sulit
mencari lokasinya. Bertempat di lantai 5 di mall yang ternama Pasific Place,
Jakpus. Lokasi di SCBD, belakang Polda, sangat strategis di pusat kota dengan
akses transportasi mudah. Saya langsung disambut oleh Mbak Ambar Arum,
Marketing Eksekutif Thai Alley yang telah hadir di restoran. “Dari KPK yaaa
Mas?” tanyanya ramah sambil menyorongkan tangan, bersalaman dan menyebut nama,
perkenalan. “Iya Mbak,” jawabku sambil mikir. Kok mbaknya langsung tau yah.
Ehhh ternyata, laaa aku pan pakai kaos KPK, pantesan tadi Mbak Ambar melirik
kaosku. Hihiii. Lalu Mbak Ambar pamit sebentar keluar. Aku dipersilakan duduk
di salah satu meja.
Baru pantat duduk, semenit kemudian Keke, Bangkit dan
kawannya dari admin Kompasiana muncul, disusul kemudian Nindy. Sementara pesan
dari WA, sebagai sarana koordinasi #KPKGerebek21 terus masuk. Beberapa teman
sedang sudah sampai di mall. Lalu satu persatu peserta hadir, Nisa, Marla,
Risha, Putri, Ari, Mas Yayat dan lain-lainnya. Rerata peserta gerebek kali ini
adalah muka-muka baru, meski menyandang sebagai Kompasianer ‘jadul’ heheeee.
Rupa lama, baru ikutan gerebek.
Jam 11.00an wib lewat dikit, seperti yang
dijadwalkan acara #KPKGerebekThaiAlley bareng Kompasiana dimulai. Ada 13 teman
dari 15 peserta yang telah terdaftar, datang di acara. Dipandu oleh Keke, admin
Kompasiana, Mbak Ambar memberikan presentasi singkat tentang Thai Alley.
Peserta gerebek menyimak dengan serius, duduk berjajar di meja yang disatukan.
Segelas Thai Tea dihidangkan sebagai teman penghilang haus dahaga. Segerr
beneran lorrr. Hehehee
![]() |
Dengerin presentasi Mbak Ambar (baju biru). (FOTO GANENDRA) |
Konsep Thai Street Food Nah, mulailah menggali informasi dari Mbak
Ambar. Thai Alley berdiri sejak 2012. Saat itu di Jakarta belum ada restoran
Thailand yangg modelnya casual kayak Thai Alley. Restoran Thailand yang ada,
seakan-akan pengunjung harus rapi, gak boleh pakai pakaian biasa. Oleh karena
itu, Thai Alley membawa konsep ‘Thai Street Food,” konsep yang diinspirasi dari
makanan pinggir jalan. Konsep ‘jalanan’ itu bisa dilihat dari interior, ala street.
“Ada tiang listrik, ada tangga, ada pintu, di atas ada kabel-kabel, itu memang sengaja, agar memberikan nuansa street,” jelas Mbak Ambar.
Bangku dan meja didesain minimalis. Meja berbentuk bujur sangkar, bercat gelap. Sementara ruangan cukup luas. Banyak ornament khas Thailand. Dan satu lagi langit-langit di luar restoran bernuansa langit berawan. Saat saya potret, kesannya kek restoran di luar bukan di dalam mall. Berasa di pinggiran jalan, street banget. Cantik tho fotonya? Ya eyaaa dong hahaaa
“Ada tiang listrik, ada tangga, ada pintu, di atas ada kabel-kabel, itu memang sengaja, agar memberikan nuansa street,” jelas Mbak Ambar.
Bangku dan meja didesain minimalis. Meja berbentuk bujur sangkar, bercat gelap. Sementara ruangan cukup luas. Banyak ornament khas Thailand. Dan satu lagi langit-langit di luar restoran bernuansa langit berawan. Saat saya potret, kesannya kek restoran di luar bukan di dalam mall. Berasa di pinggiran jalan, street banget. Cantik tho fotonya? Ya eyaaa dong hahaaa
![]() |
Thai Street Food. (FOTO GANENDRA) |
Kuliner Cita Rasa Asli Thailand Muncul pertanyaan, apakah rasa dalam racikan
menu Thai Alley ini sudah dibuat khusus untuk lidah orang Indonesia? Tentunya
agar mudah diterima menjadi kuliner pilihan sesuai selera lidah. Menurut Mbak
Ambar, cita rasa menu-menu Thai Alley adalah asli, sama persis dengan rasa
racikan negeri asalnya. Untuk mempertahankan keotentikan rasa, metode cooking
dan bahan dasarnya sudah distandarkan semua. Juga bahan dasar menu-menu di Thai
Alley langsung didatangkan dari Thailand. Chef juga ditangani oleh chef asal
Thailand. Ada 5 orang chef yang menangani 4 outletnya di Jakarta, plus 1 orang
head chef yang mengkoordinirnya. Jadi masing-masing outlet Thai Alley di
Pasific Place, Gandaria City, Puri Indah Mal, dan Summarecon Mall Serpong
ditangani oleh satu chef dengan para asistennya.
![]() |
Para Chef asli dari Thailand. (FOTO GANENDRA) |
“Satu lagi pada bulan Mei, kami akan membuka outlet baru di MKG
Kelapa Gading,” jelas Mbak Ambar. Waah makin mudah para penggila kuliner Thai
untuk mengunjunginya ya. Ehh jangan lupa yaa Mbak, KPK diundang di acara
launchingnya heheee. #Ngarep Komentar pengunjung soal rasa seperti disampaiukan
Mas Egi salah satu asisten chef, bahwa kebanyakan tamu-tamu yang menikmati menu
Thai Alley disini, bilang rasanya sama dengan asli di Thailand.
“Apalagi
citarasa menu Thai ga jauh beda dengan lidah orang kita. Ga sulit, jadi gak
perlu banyak penyesuaian untuk lidah kita,” kata Mbak Ambar menambahkan.
Menu-menu Ngehits
Bicara menu yang populer, sudah pasti dong, Tom Yam.
Dijelaskan oleh Mbak Ambar bahwa menu unggulan tom yam, pad thai (mie thai),
Yam mamuang (salad mangga) dan masih banyak lagi. Lalu apakah ada menu ekstrem
Thailand, seperti dikenal banyak orang? Pertanyaan dari Mas Yayat itu dijawab,
bahwa tidak ada menu ekstrem seperti menu dari bahan kalajengking, kecoak,
bahkan buaya. Tentu karena tidak sesuai dengan lidah dan budaya Indonesia.
“Kita gak ada (menu ekstrem).
Semua menu makanan kita halal,” tutur Mbak Ambar.
Nah pada kesempatan itu, disajikan 5 menu favorit Thai Alley plus Thai tea, es
the tarik ala Thailand yang menyegarkan sangat. Ini dia 5 menu yang sempat kami
icip-icip. Semuanya punya cita rasa sendiri, dan tentunya rasanya….ada pedasnya
hehee. Yam Mamuang adalah nama menu salad mangga. Komposisinya seperti
dijelaskan salah satu asisten chef, Mas Egi, terdiri dari mangga, gula merah,
cabe, kasih selada, lalu di mix. Ada kacang metenya juga. Rasanya? Asam-asam
getu, segar. Keknya perempuan cenderung suka menu ini. Buktinya Khairunisa suka
ini. Dihabiskan sama dia keknya hehee. Eh harganya 45 K.
Menu kedua, Gai Hor Bai Toey atau ayam pandan. Wuih namanya
susah-susah yaa. Tapi ndak apa yang penting rasanya coyyy hahaaa. Menu dengan
harga 58 K ini seperti ayam kuning dikasih rempah-rempah dibalut daun pandan.
Rasanya ayam yang empuk gurih beraroma sedikit pandan. Ada sambel pedasnya yang
tersaji. Kalau ini saya juga suka. Daging empuk dan tampilannya etnik.
![]() |
Gai Hor Bai Toey. (FOTO GANENDRA) |
Nah menu berikutnya yang paling ternama, Tom Yam
Talay atau tom yam sea food. Dijual dengan harga 115 K, komposisinya ada ikan
nila, udang, cumi, ditambah aroma sere, daun jeruk, laos, bawang merah, jamur
merang. Bumbu? “Rahasia,” kata Mas Egi sambil tertawa. Ya udahlah yang penting
enak. Rasanya pastinya udah pada tau, asam dan pedas. Maknyooos beneran.
![]() |
Tom Yam Talay (FOTO GANENDRA) |
Ada lagi menu menu Pad Thai. Kalau ini menu mie
dengan harga 75 K. Bagi penggila mie boleh coba. Komposisinya mie sua dicampur
toge kacang bawang merah, kucay, lalu di-mix dengan saos tomat.
![]() |
Pad Thai (FOTO GANENDRA) |
Ada lagi menu Pad Kraprao Neua (minced beef). Dijual seharga 80 K,
komposisinya terdiri dari daging sapi yang digiling. Rasanya aroma daging
lekat, empuk dan mengenyangkan. Saya memfaritkan menu ini setelah Tom Yam
tentunya hehee.
![]() |
Nikmatnya menu Pas Kraprao Neua. (FOTO Dokpri) |
Terakhir
desertnya. Ada beragam desert yang dimiliki Thai Alley. Kami menikmati sajian
desert Kati Sod. Kati sod adalah krim dengan aneka toping, seperti kacang
merah, kolang kaling, kacang tanah. Uniknya ditaruh di batok kelapa muda. Jadi
kita bisa menikmati es krimnya dengan sekaligus ‘klamud’ nya. Kelapa mudanya.
Segerrrrrrrrrr. Eh harganya 42 K.
![]() |
Harga menu yang kami icip-icip. (FOTO GANENDRA) |
Nah di acara kami ditantang untuk menghias Kati sod, dengan 5 toping
yang disediakan. Dibagi menjadi 4 kelompok, dikasih waktu semenit untuk
menghiasnya. Maka sibuklah kami,dengan waktu mepet itu sambil menahan selera
makan es krim hehee. Hasilnya.
![]() |
Tim saya juara! Tim Kati sod. (FOTO GANENDRA) |
Hiasan yang tim Jandara, nama tim yang dicomot dari sebuah judul film
Thailand (kata Nisa sih) hehee. Kati sod kami dinilai out of the box, karena
memanfaatkan daun peisang sebagai alas menjadi salah satu penghiasnya. Dan ini
yang tak ada di Katisod tim lainnya. horeeee hehe. Lumayan dapat vocer hehee.
Aniway, acara ditutup dengan pengumuman lomba tweet dan Instagram. Semua
peserta kebagian vocer untuk menikmati menu Thai Alley sesuai selera. Soooo
acara keseluruhan seru. Bukan saja menikmati sajian menu Thai Alley yang
mantap, namun juga membuat fresh dengan informasi tentang restoran ternama ini.
Paling tidak bisa menjadi bekal pemahaman tentang makanan Thailand untuk
nantinya menjadi salah satu menu favorit buat diri sendiri maupun keluarga dan
teman. Terima kasih... Kapunkap..Kapunka...Thai Alley, Samadikap...Samadika.
#Salam Sukses
Sooo, bagi yang mau icip-icip menu negeri gajah putih ini,
silakan kunjungi outletnya di Jakarta, Thai Alley Pasific Place lt 5, Jakpus,
South Lobby Gandaria City, lantai 2 Puri Indah Mal,dan Broadway Lobby
Summarecon Mall Serpong. Klik infonya di www.culinaryconcepts.asia atau
sosmednya di FB, twitter, IG: Thai Alley #SalamKenyang #WeEatWeWrite
#KPKGerebekThaiAlley
@rahabganendra @masLahab
Artikel ini ditayangkan juga di Akun Kompasiana milik Penulis dengan judul: Menggerebek Menu ‘Jalanan’ Thailand, Thai Alley
enal orang.
Menu favorit yang dipesan saat ingin menyantap menu Thailand. Cita rasa
asli khas menu negeri gajah putih itu, sudah merambah ke seluruh dunia,
termasuk Indonesia. Dan jika kita kangen icip-icip, gak usah jauh-jauh
ke negeri seberang yang pernah memiliki Perdana Menteri cantik, Yingluck
Shinawatra itu. Cukup datang saja ke Thai Alley, restoran yang
mengusung menu cita rasa asli Thailand di Jakarta khususnya. Dengan
konsep Thai Street Food, Thai Alley menyuguhkan cita rasa yang tak
berbeda dengan racikan negeri asalnya.
***
Kepulan asap tipis dari wadah berukuran sedang itu membersitkan aroma.
Kuah merah kekuningan bercampur dengan udang, ikan, cumi mengintip di
permukaannya. Wuihhh mata menjadi nanar melihatnya, lidah ‘kemecer’
pengen segera menikmatinya. Tom Yam menu khas Thailand yang ternama,
tersaji di meja. Tepatnya Tom Yang Talay, berisi sea food itu adalah
salah satu menu dari 5 menu yang disajikan Thai Alley di Palace Place lt
5, Jakarta Pusat saat aku dan teman-teman dari Komunitas KPK
Kompasiana, ‘menggerebek’-nya.
Jam 10.30an wib, Saya datang pertama. Tak sulit mencari lokasinya.
Bertempat di lantai 5 di mall yang ternama Pasific Place, Jakpus. Lokasi
di SCBD, belakang Polda, sangat strategis di pusat kota dengan akses
transportasi mudah. Saya langsung disambut oleh Mbak Ambar Arum,
Marketing Eksekutif Thai Alley yang telah hadir di restoran.
“Dari KPK yaaa Mas?” tanyanya ramah sambil menyorongkan tangan,
bersalaman dan menyebut nama, perkenalan.
“Iya Mbak,” jawabku sambil mikir. Kok mbaknya langsung tau yah. Ehhh
ternyata, laaa aku pan pakai kaos KPK, pantesan tadi Mbak Ambar melirik
kaosku. Hihiii. Lalu Mbak Ambar pamit sebentar keluar. Aku dipersilakan
duduk di salah satu meja.
Baru pantat duduk, semenit kemudian Keke, Bangkit dan kawannya dari
admin Kompasiana muncul, disusul kemudian Nindy. Sementara pesan dari
WA, sebagai sarana koordinasi #KPKGerebek21 terus masuk. Beberapa teman
sedang sudah sampai di mall. Lalu satu persatu peserta hadir, Nisa,
Marla, Risha, Putri, Ari, Mas Yayat dan lain-lainnya. Rerata peserta
gerebek kali ini adalah muka-muka baru, meski menyandang sebagai
Kompasianer ‘jadul’ heheeee. Rupa lama, baru ikutan gerebek.
Jam 11.00an wib lewat dikit, seperti yang dijadwalkan acara
#KPKGerebekThaiAlley bareng Kompasiana dimulai. Ada 13 teman dari 15
peserta yang telah terdaftar, datang di acara. Dipandu oleh Keke, admin
Kompasiana, Mbak Ambar memberikan presentasi singkat tentang Thai Alley.
Peserta gerebek menyimak dengan serius, duduk berjajar di meja yang
disatukan. Segelas Thai Tea dihidangkan sebagai teman penghilang haus
dahaga. Segerr beneran lorrr. Hehehee
Dengerin presentasi Mbak Ambar (baju biru). (FOTO GANENDRA)
Konsep Thai Street Food
Nah, mulailah menggali informasi dari Mbak Ambar. Thai Alley berdiri
sejak 2012. Saat itu di Jakarta belum ada restoran Thailand yangg
modelnya casual kayak Thai Alley. Restoran Thailand yang ada,
seakan-akan pengunjung harus rapi, gak boleh pakai pakaian biasa. Oleh
karena itu, Thai Alley membawa konsep ‘Thai Street Food,” konsep yang
diinspirasi dari makanan pinggir jalan. Konsep ‘jalanan’ itu bisa
dilihat dari interior, ala street.
“Ada tiang listrik, ada tangga, ada pintu, di atas ada kabel-kabel, itu
memang sengaja, agar memberikan nuansa street,” jelas Mbak Ambar.
Bangku dan meja didesain minimalis. Meja berbentuk bujur sangkar, bercat
gelap. Sementara ruangan cukup luas. Banyak ornament khas Thailand. Dan
satu lagi langit-langit di luar restoran bernuansa langit berawan. Saat
saya potret, kesannya kek restoran di luar bukan di dalam mall. Berasa
di pinggiran jalan, street banget. Cantik tho fotonya? Ya eyaaa dong
hahaaa
Thai Street Food. (FOTO GANENDRA)
Kuliner Cita Rasa Asli Thailand
Muncul pertanyaan, apakah rasa dalam racikan menu Thai Alley ini sudah
dibuat khusus untuk lidah orang Indonesia? Tentunya agar mudah diterima
menjadi kuliner pilihan sesuai selera lidah.
Menurut Mbak Ambar, cita rasa menu-menu Thai Alley adalah asli, sama
persis dengan rasa racikan negeri asalnya. Untuk mempertahankan
keotentikan rasa, metode cooking dan bahan dasarnya sudah distandarkan
semua. Juga bahan dasar menu-menu di Thai Alley langsung didatangkan
dari Thailand. Chef juga ditangani oleh chef asal Thailand. Ada 5 orang
chef yang menangani 4 outletnya di Jakarta, plus 1 orang head chef yang
mengkoordinirnya. Jadi masing-masing outlet Thai Alley di Pasific Place,
Gandaria City, Puri Indah Mal, dan Summarecon Mall Serpong ditangani
oleh satu chef dengan para asistennya.
Para Chef asli dari Thailand. (FOTO GANENDRA)
“Satu lagi pada bulan Mei, kami akan membuka outlet baru di MKG Kelapa
Gading,” jelas Mbak Ambar. Waah makin mudah para penggila kuliner Thai
untuk mengunjunginya ya. Ehh jangan lupa yaa Mbak, KPK diundang di acara
launchingnya heheee. #Ngarep
Komentar pengunjung soal rasa seperti disampaiukan Mas Egi salah satu
asisten chef, bahwa kebanyakan tamu-tamu yang menikmati menu Thai Alley
disini, bilang rasanya sama dengan asli di Thailand.
“Apalagi citarasa menu Thai ga jauh beda dengan lidah orang kita. Ga
sulit, jadi gak perlu banyak penyesuaian untuk lidah kita,” kata Mbak
Ambar menambahkan.
Menu-menu Ngehits
Bicara menu yang populer, sudah pasti dong, Tom Yam. Dijelaskan oleh
Mbak Ambar bahwa menu unggulan tom yam, pad thai (mie thai), Yam mamuang
(salad mangga) dan masih banyak lagi. Lalu apakah ada menu ekstrem
Thailand, seperti dikenal banyak orang?
Pertanyaan dari Mas Yayat itu dijawab, bahwa tidak ada menu ekstrem
seperti menu dari bahan kalajengking, kecoak, bahkan buaya. Tentu
karena tidak sesuai dengan lidah dan budaya Indonesia.
“Kita gak ada (menu ekstrem). Semua menu makanan kita halal,” tutur Mbak
Ambar.
Nah pada kesempatan itu, disajikan 5 menu favorit Thai Alley plus Thai
tea, es the tarik ala Thailand yang menyegarkan sangat. Ini dia 5 menu
yang sempat kami icip-icip. Semuanya punya cita rasa sendiri, dan
tentunya rasanya….ada pedasnya hehee.
Yam Mamuang adalah nama menu salad mangga. Komposisinya seperti
dijelaskan salah satu asisten chef, Mas Egi, terdiri dari mangga, gula
merah, cabe, kasih selada, lalu di mix. Ada kacang metenya juga.
Rasanya? Asam-asam getu, segar. Keknya perempuan cenderung suka menu
ini. Buktinya Khairunisa suka ini. Dihabiskan sama dia keknya hehee. Eh
harganya 45 K.
Yam Mamuang (FOTO GANENDRA)
Menu kedua, Gai Hor Bai Toey atau ayam pandan. Wuih namanya susah-susah
yaa. Tapi ndak apa yang penting rasanya coyyy hahaaa. Menu dengan harga
58 K ini seperti ayam kuning dikasih rempah-rempah dibalut daun pandan.
Rasanya ayam yang empuk gurih beraroma sedikit pandan. Ada sambel
pedasnya yang tersaji. Kalau ini saya juga suka. Daging empuk dan
tampilannya etnik.
Gai Hor Bai Toey. (FOTO GANENDRA)
Nah menu berikutnya yang paling ternama, Tom Yam Talay atau tom yam sea
food. Dijual dengan harga 115 K, komposisinya ada ikan nila, udang,
cumi, ditambah aroma sere, daun jeruk, laos, bawang merah, jamur merang.
Bumbu?
“Rahasia,” kata Mas Egi sambil tertawa. Ya udahlah yang penting enak.
Rasanya pastinya udah pada tau, asam dan pedas. Maknyooos beneran.
Tom Yam Talay (FOTO GANENDRA)
Ada lagi menu menu Pad Thai. Kalau ini menu mie dengan harga 75 K. Bagi
penggila mie boleh coba. Komposisinya mie sua dicampur toge kacang
bawang merah, kucay, lalu di-mix dengan saos tomat.
Pad Thai (FOTO GANENDRA)
Ada lagi menu Pad Kraprao Neua (minced beef). Dijual seharga 80 K,
komposisinya terdiri dari daging sapi yang digiling. Rasanya aroma
daging lekat, empuk dan mengenyangkan. Saya memfaritkan menu ini setelah
Tom Yam tentunya hehee.
Nikmatnya menu Pas Kraprao Neua. (FOTO Dokpri)
Terakhir desertnya. Ada beragam desert yang dimiliki Thai Alley. Kami
menikmati sajian desert Kati Sod. Kati sod adalah krim dengan aneka
toping, seperti kacang merah, kolang kaling, kacang tanah. Uniknya
ditaruh di batok kelapa muda. Jadi kita bisa menikmati es krimnya dengan
sekaligus ‘klamud’ nya. Kelapa mudanya. Segerrrrrrrrrr. Eh harganya 42
K.
Harga menu yang kami icip-icip. (FOTO GANENDRA)
Nah di acara kami ditantang untuk menghias Kati sod, dengan 5 toping
yang disediakan. Dibagi menjadi 4 kelompok, dikasih waktu semenit untuk
menghiasnya. Maka sibuklah kami,dengan waktu mepet itu sambil menahan
selera makan es krim hehee. Hasilnya. Tim saya juara!
Tim Kati sod. (FOTO GANENDRA)
Hiasanan yang tim Jandara, nama tim yang dicomot dari sebuah judul film
Thailand (kata Nisa sih) hehee. Kati sod kami dinilai out of the box,
karena memanfaatkan daun peisang sebagai alas menjadi salah satu
penghiasnya. Dan ini yang tak ada di Katisod tim lainnya. horeeee hehe.
Lumayan dapat vocer hehee.
Aniway, acara ditutup dengan pengumuman lomba tweet dan Instagram. Semua
peserta kebagian vocer untuk menikmati menu Thai Alley sesuai selera.
Soooo acara keseluruhan seru. Bukan saja menikmati sajian menu Thai
Alley yang mantap, namun juga membuat fresh dengan informasi tentang
restoran ternama ini. Paling tidak bisa menjadi bekal pemahaman tentang
makanan Thailand untuk nantinya menjadi salah satu menu favorit buat
diri sendiri maupun keluarga dan teman. Terima kasih...
Kapunkap..Kapunka...Thai Alley, Samadikap...Samadika. #Salam Sukses
Sooo, bagi yang mau icip-icip menu negeri gajah putih ini, silakan
kunjungi outletnya di Jakarta, Thai Alley Pasific Place lt 5, Jakpus,
South Lobby Gandaria City, lantai 2 Puri Indah Mal,dan Broadway Lobby
Summarecon Mall Serpong.
Klik infonya di www.culinaryconcepts.asia atau sosmednya di FB, twitter,
IG: Thai Alley
#SalamKenyang #WeEatWeWrite #KPKGerebekThaiAlley
@rahabganendra @masLahab
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/menggerebek-menu-jalanan-thailand-thai-alley_56dc5b010023bdb31fbbebce
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/menggerebek-menu-jalanan-thailand-thai-alley_56dc5b010023bdb31fbbebce
mmarecon Kelapa Gading,
Jakarta Utara, tempat aku menikmati menu-menu menawan. Meja-meja
berbentuk persegi, dilengkapi dengan kursi kayu nan mungil terisi oleh
para penikmat kuliner. Di sekitaran area makan berjajar rapi
‘warung-warung’ berdesain kaki lima berpadu suasana ala negeri Eropa.
Sajiannya menggugah selera. Racikan beragam kuliner tradisional dan
mancanegara menebarkan aroma nikmat, nikmatnya masakan tangan-tangan
terampil pengolah rasa. Desain area cantik. Di ujung sana, terlihat
‘menara’ bertuliskan jelas “Jakarta Street Food Festival (JSFF).” Yaaa,
area Piazza itu sedang menggelar acara festival kuliner tahunan.
Aku duduk persis di depan panggung. Empat meja disatukan. Soalnya aku
tak sendiri. Ada sepuluh kawan Blogger kuliner alias Kompasianer kuliner
yang asyik hangout menikmati suasana Minggu, 15 November 2015. Kami
sedang beraksi gerebek bersama Komunitas Penggila Kuliner (KPK)
Kompasiana. Dan aksi di La Piazza ini kali keempat yang digelar. Yaaa,
kami selalu senang hangout disini.
Bukan saja lokasi area yang nyaman, dan sangat cocok untuk nongkrong
bersama kawan, saudara, maupun keluarga, namun ditunjang menu-menu yang
kaya. Kaya akan unsur penggoyang lidah berselera. Praktis voucher JSFF
card sebagai alat transaksi disini telah menjelma menjadi menu-menu
pilihan dari kami. Beragam dan semua mengundang selera. Tentu saja hal
pertama yang kulakukan adalah ‘melahap’ makanan-makanan cantik itu
dengan….kamera. Lihat penampakannya di foto-foto dibawah ini.
Es Jelly Mutiara harga Rp. 29 ribu. (foto Ganendra)
Wuiih ngilerr dah dengan Pasta Bolognaise seharga Rp. 38 ribu ini. (foto
Ganendra)
ini dia Taiyaki seharga Rp. 28 ribu. (foto Ganendra)
Ini menu tradisional sate ayam pilihan Topik, harganya Rp. 30 ribu saja.
(foto Ganendra)
Ini bikin ngiler dah menu pilihan Nisa. (foto ganendra)
Ngilerrrr tenannn. (Foto Ganendra)
Jujur katakan padaku, “Apakah anda berselera melihatnya?
Tak usah bohong heheee. Aku sama seperti anda. Ragam menu yang membuat
mata nanar melihatnya. Lidah berasa berdecap-decap. Tangan bernafsu
memegang sendok, lalu …. bersantap dimulai.
Terhidanglah di meja beberapa pilihan menu teman-teman yang
berbeda-beda. Adda Es Jelly Mutiara seharga Rp. 29 ribu. Pasta
Bolognaise seharga Rp. 38 ribu. Taiyaki seharga Rp. 28 ribu. Sate ayam
pilihan Topik, harganya Rp. 30 ribu saja. Dan masih banyak lagi.
Mie Chino pesananku, maaf liat kardusnya unik yaaak. (Foto Ganendra)
Pilihan menuku adalah Mie Chino dengan mie yang berbentuk pipih lebar.
Dikemas dengan kotak kardus tebal yang unik. Dan tak bocor mesti
berkuah. Cukup dengan Rp. 25 ribu, aku sudah bisa mencoba karakter empuk
dan kenyalnya. Agak bandel digigit namun meresapkan rasa yang enak
dengan bumbu khas. Mie Kedot orang menyebutnya. Dan mie kedot model
rebus dengan kuah adalah menu favoritku. Namun aku sebenarnya kurang
suka dengan campuran togenya. Sooo berasa makan pecel kalau pakai toge
hehee. Jadinya Mie Kedot/ Mie Chino yang aku pesan tak memakai toge
banyak-banyak. Sedikit saja, sekedar menantang lidahku, masihkah anti
pada toge? Btw…. no problem, soalnya kuah yang segar dan hangat
‘membakarnya’. Nikmat pastinya. Sementara teman-teman lainnya tak kalah
sibuk makan menu pilihannya. Lihatlah mereka sedang menikmati.
Dewi sedang menikmati. Enaknyaaaa. (Foto Ganendra)
Topik dengan sate ayamnya. (Foto Ganendra)
Mbak Indah pamer sateeee. (Foto Ganendra)
Segernya es Jelly mutiaranya, kata Pak Sutiono. (Foto Ganendra)
Si adek pun suka di JSFF 2015. Heheee. (Foto Ganendra)
Haus. Rasa yang wajar setelah makan. Tak puas dengan air minum botol,
warna warni susunan es serut dengan toping buah, kupilih. Melihatnya
saja sudah berasa segar di badan. Kesegaran ini kubayar lunas dengan
harga Rp. 20 ribu plus topingnya RP. 5000. Not bad. Wort it dan membayar
lunas penasaranku. Ah setelahnya, nunggu jeda untuk memilih menu
lainnya.
Segernya es serut topingnya anggur. (Foto Ganendra)
Masih banyak menu yang berselera menawarkan diri untuk aku cicipin.
Markobar milik putra Presiden RI ke7, Joko Widodo, masih ramai yang
antri. Ada mie godhog yang dimasak anglo di Mee Van Java tak kalah ramai
antrinya. Aaah rasanya tak mudah memilih diantara sekian banyak menu
tradisonal dan mancanegara di bawah ini.
Bakmi "99" | Bakso Goreng Apollo | Bakso Malang Cak Su Kumis | Bits |
Bitslicious | Blackjack | Bloodog | Bread of Kurtos | Chusy Churros |
Creamy Comfort | Crepe Signature | Cubit Segigit | Cwimie Gedongan |
Dessert Hauz | Durian & Ice Cream Durian Medan "AMIN" | Elsewhere |
Es Sinar Garut H. Ucu | Fruit Chocolate Fondue (by D'alia Dessert) |
Henk's Pizza | Hey! Banana | Ichitori | Joyous Lava | JR. Mushroom |
Kopium Artisan Coffee | Ketoprak Ciragil Pak Bejo | King Karipap |
Klapertaart Pingkan | Koribox L&L Hawaiian Barbecue | La Creperie |
Markobar | Mee Van Java | Miechino | Nasi Bakar Juara | Nasi Goreng
Rempah "Mafia" | Nest Grill | OMG Meatball | Durian Dessert by The
Pancake Museum | Pastalicious | Petit Julien | Phat Phuc | Pokkonya |
Pop Up Store | Roemah Ganyem | Sate Padang Ajo Manih | Soto Banjar Aming
| Soto Kudus Pak Minto | Taiyaki Patisserie | Twisto Potato | Western
Food Owan | What The Fries | Win's Pasta.
Ngencesss banget ini. (Foto Ganendra)
Ini dia martabak Markobar yang kondang itu. (Foto Ganendra)
Salah satu yang ramai yaa Markobar ini. (Foto Ganendra)
Stand minuman yang seger jadi favorit, maklum cuaca agak panas, nggak
hujan. (Foto Ganendra)
Aah, habis makan, rehat sejenak disuguhi performance food styling
competition. Tantangannya adalah menyusun dan menghias roti. Ada tiga
meja kecil yang disediakan lengkap dengan materi demo. Roti, sayuran ,
daging, dan lain-lainnya. Seru juga. Membuat hiburan tersendiri bagi
pengunjung. But, sayangnya kami tak terpilih untuk ikutan beraksi. Wah
jika terpilih, kans menang pasti terbuka lebar. Laaaa suporternya
heboh-heboh kalau soal lomba heheee. Btw, menyaksikan aksi peserta
menarik juga. Dan mereka bertiga cukup cekatan loor. Mulai dari mengiris
rotinya, mengisi dengan sayuran, daging lalu menghiasnya. Ada yang
berbentuk wajah tersenyum, eh ada juga yang berekspresi galau. Cukup
menghibur dan menyita perhatian. Kerenlah ini buat seru-seruan.
Performance food styling demo. Seruu dan menghibur. (Foto ganendra)
Seru neh Food Styling Competition. (Foto Ganendra)
Koko ini yang menang. (Foto Ganendra)
Ahhh akhirnya senja pun datang. Seiring dengan performance 3 sosok di
atas panggung. Vokalis perempuan nampak enjoy memperdengarkan suaranya.
Bagaikan di taman kuliner dengan suguhan cantik lagu-lagu merdu yang
membawa aroma romantis. Aroma ke seluruh area La Piazza. Dan kami pun
memutuskan pulang, dikarenakan banyak teman-teman yang tinggalnya
lumayan jauh. Ada yang dari Tangerang, Cibubur, Cikeas, Bekasi dan
lain-lain. Dan lagu-lagu romantic masih terdengar sayup-sayup saat aku
berjalan meninggalkan area JSFF. Senang dan fresh rasanya, pulang dari
lokasi.
Senja nan cantik di Jakarta Street Food Festival La Piazza. (Foto
Ganendra)
Bay the way, beneran ajang JSFF 2015 ini rekomen deh untuk dikunjungi.
Teman-teman kudu datang, mumpung masih dibuka sampai 22 November 2015.
Nikmatin suasananya, rasakan menu-menu variannya dan nikmati performance
yang disuguhkannya. Ada hiburan yang menarik seperti food styling demo,
street musician, humanoid, acoustic performance, dan special
performance lainnya.
Kerennnnnn. (Foto Ganendra)
Desain area cantik banget. (Foto Ganendra)
Cantik bukan? (Foto Ganendra)
Bukan hanya itu bagi penggila duren, ada program tawaran makan duren
mengasyikkan, yakni program Makan Duren Sepuasnya. Tentu ada
ketentuannya. Yang jelas program Makan Duren Sepuasnya berlangsung
setiap hari Senin dan Rabu selama periode Jakarta Street Food Festival
tanggal 6 – 22 November 2015 mulai pukul 16.00 WIB s/d 22.00 WIB. Setiap
pembelian Jakarta Street Food Festival Card senilai Rp. 250.000,- (dua
ratus lima puluh ribu Rupiah) berlaku kelipatan dan tidak dapat
ditukarkan/ dikembalikan/diuangkan (no refundable), akan mendapatkan 1
(satu) kupon Makan Duren Sepuasnya hanya dengan membayar Rp. 10.000,-
(sepuluh ribu rupiah). Asyikkan. Ngilerrr pastinya hehee.
Eh ada satu lagi, bagi kawan-kawan yang suka foto-foto dan berselfi ria,
ada tantangan juga loor. Tantangan yang berhadiah dengan ikut program
Food Styling Competition. Caranya mudah banget kok. Ini ketentuannya.
Follow twitter & instagram @MKGLaPiazza
Upload foto makanan dari tenant Jakarta Street Food Festival
se-kreatif mungkin ke akun twitter / instagram. Foto bisa dilakukan di
area JSFF maupun di luar area JSFF
Mention @MKGLaPiazza dengan hashtag #FoodStylingJSFF
#LaPiazzaStreetFood
Beri caption & review menarik tentang foto tersebut
Periode upload 6 – 22 November 2015
Tiga foto terbaik di instagram & twitter masing-masing akan
mendapatkan voucher belanja Mal Kelapa Gading senilai Rp. 1.000.000,-
Pemenang akan diumumkan di akun twitter & instagram @MKGLaPiazza
pada 30 November 2015
Sooo, pasti menarik bukan. Yukk kunjungi JSFF 2015. Buka setiap hari:
Senin - Kamis : pk 16.00 - 22.00 WIB, Jumat : pk 15.00 - 23.00 WIB dan
Sabtu - Minggu : pk 11.00 - 23.00 WIB. Informasi selengkapnya JSFF 2015
klik ajah situsnya disini. Silakan hangout menikmati suasananya sepuas
anda. #SalamKuliner
@rahabganendra
Semua foto adalah dokumen pribadi
Pasukan KPK Gerebek JSFF 2015 mejeng duluuu. (Foto ganendra)
Bozz MadYang
/maslahab
TERVERIFIKASI
Pemilik Akun: Mas Lahab - Kompasianer Kuliner/ Blogger Kuliner
_____________________________________________ EMAIL= masrahab@gmail.com
_________________________________________
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/hangout-romantis-di-senja-jakarta-street-food-festival_564b6550537b61c80c4d2e39
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/hangout-romantis-di-senja-jakarta-street-food-festival_564b6550537b61c80c4d2e39
mmarecon Kelapa Gading,
Jakarta Utara, tempat aku menikmati menu-menu menawan. Meja-meja
berbentuk persegi, dilengkapi dengan kursi kayu nan mungil terisi oleh
para penikmat kuliner. Di sekitaran area makan berjajar rapi
‘warung-warung’ berdesain kaki lima berpadu suasana ala negeri Eropa.
Sajiannya menggugah selera. Racikan beragam kuliner tradisional dan
mancanegara menebarkan aroma nikmat, nikmatnya masakan tangan-tangan
terampil pengolah rasa. Desain area cantik. Di ujung sana, terlihat
‘menara’ bertuliskan jelas “Jakarta Street Food Festival (JSFF).” Yaaa,
area Piazza itu sedang menggelar acara festival kuliner tahunan.
Aku duduk persis di depan panggung. Empat meja disatukan. Soalnya aku
tak sendiri. Ada sepuluh kawan Blogger kuliner alias Kompasianer kuliner
yang asyik hangout menikmati suasana Minggu, 15 November 2015. Kami
sedang beraksi gerebek bersama Komunitas Penggila Kuliner (KPK)
Kompasiana. Dan aksi di La Piazza ini kali keempat yang digelar. Yaaa,
kami selalu senang hangout disini.
Bukan saja lokasi area yang nyaman, dan sangat cocok untuk nongkrong
bersama kawan, saudara, maupun keluarga, namun ditunjang menu-menu yang
kaya. Kaya akan unsur penggoyang lidah berselera. Praktis voucher JSFF
card sebagai alat transaksi disini telah menjelma menjadi menu-menu
pilihan dari kami. Beragam dan semua mengundang selera. Tentu saja hal
pertama yang kulakukan adalah ‘melahap’ makanan-makanan cantik itu
dengan….kamera. Lihat penampakannya di foto-foto dibawah ini.
Es Jelly Mutiara harga Rp. 29 ribu. (foto Ganendra)
Wuiih ngilerr dah dengan Pasta Bolognaise seharga Rp. 38 ribu ini. (foto
Ganendra)
ini dia Taiyaki seharga Rp. 28 ribu. (foto Ganendra)
Ini menu tradisional sate ayam pilihan Topik, harganya Rp. 30 ribu saja.
(foto Ganendra)
Ini bikin ngiler dah menu pilihan Nisa. (foto ganendra)
Ngilerrrr tenannn. (Foto Ganendra)
Jujur katakan padaku, “Apakah anda berselera melihatnya?
Tak usah bohong heheee. Aku sama seperti anda. Ragam menu yang membuat
mata nanar melihatnya. Lidah berasa berdecap-decap. Tangan bernafsu
memegang sendok, lalu …. bersantap dimulai.
Terhidanglah di meja beberapa pilihan menu teman-teman yang
berbeda-beda. Adda Es Jelly Mutiara seharga Rp. 29 ribu. Pasta
Bolognaise seharga Rp. 38 ribu. Taiyaki seharga Rp. 28 ribu. Sate ayam
pilihan Topik, harganya Rp. 30 ribu saja. Dan masih banyak lagi.
Mie Chino pesananku, maaf liat kardusnya unik yaaak. (Foto Ganendra)
Pilihan menuku adalah Mie Chino dengan mie yang berbentuk pipih lebar.
Dikemas dengan kotak kardus tebal yang unik. Dan tak bocor mesti
berkuah. Cukup dengan Rp. 25 ribu, aku sudah bisa mencoba karakter empuk
dan kenyalnya. Agak bandel digigit namun meresapkan rasa yang enak
dengan bumbu khas. Mie Kedot orang menyebutnya. Dan mie kedot model
rebus dengan kuah adalah menu favoritku. Namun aku sebenarnya kurang
suka dengan campuran togenya. Sooo berasa makan pecel kalau pakai toge
hehee. Jadinya Mie Kedot/ Mie Chino yang aku pesan tak memakai toge
banyak-banyak. Sedikit saja, sekedar menantang lidahku, masihkah anti
pada toge? Btw…. no problem, soalnya kuah yang segar dan hangat
‘membakarnya’. Nikmat pastinya. Sementara teman-teman lainnya tak kalah
sibuk makan menu pilihannya. Lihatlah mereka sedang menikmati.
Dewi sedang menikmati. Enaknyaaaa. (Foto Ganendra)
Topik dengan sate ayamnya. (Foto Ganendra)
Mbak Indah pamer sateeee. (Foto Ganendra)
Segernya es Jelly mutiaranya, kata Pak Sutiono. (Foto Ganendra)
Si adek pun suka di JSFF 2015. Heheee. (Foto Ganendra)
Haus. Rasa yang wajar setelah makan. Tak puas dengan air minum botol,
warna warni susunan es serut dengan toping buah, kupilih. Melihatnya
saja sudah berasa segar di badan. Kesegaran ini kubayar lunas dengan
harga Rp. 20 ribu plus topingnya RP. 5000. Not bad. Wort it dan membayar
lunas penasaranku. Ah setelahnya, nunggu jeda untuk memilih menu
lainnya.
Segernya es serut topingnya anggur. (Foto Ganendra)
Masih banyak menu yang berselera menawarkan diri untuk aku cicipin.
Markobar milik putra Presiden RI ke7, Joko Widodo, masih ramai yang
antri. Ada mie godhog yang dimasak anglo di Mee Van Java tak kalah ramai
antrinya. Aaah rasanya tak mudah memilih diantara sekian banyak menu
tradisonal dan mancanegara di bawah ini.
Bakmi "99" | Bakso Goreng Apollo | Bakso Malang Cak Su Kumis | Bits |
Bitslicious | Blackjack | Bloodog | Bread of Kurtos | Chusy Churros |
Creamy Comfort | Crepe Signature | Cubit Segigit | Cwimie Gedongan |
Dessert Hauz | Durian & Ice Cream Durian Medan "AMIN" | Elsewhere |
Es Sinar Garut H. Ucu | Fruit Chocolate Fondue (by D'alia Dessert) |
Henk's Pizza | Hey! Banana | Ichitori | Joyous Lava | JR. Mushroom |
Kopium Artisan Coffee | Ketoprak Ciragil Pak Bejo | King Karipap |
Klapertaart Pingkan | Koribox L&L Hawaiian Barbecue | La Creperie |
Markobar | Mee Van Java | Miechino | Nasi Bakar Juara | Nasi Goreng
Rempah "Mafia" | Nest Grill | OMG Meatball | Durian Dessert by The
Pancake Museum | Pastalicious | Petit Julien | Phat Phuc | Pokkonya |
Pop Up Store | Roemah Ganyem | Sate Padang Ajo Manih | Soto Banjar Aming
| Soto Kudus Pak Minto | Taiyaki Patisserie | Twisto Potato | Western
Food Owan | What The Fries | Win's Pasta.
Ngencesss banget ini. (Foto Ganendra)
Ini dia martabak Markobar yang kondang itu. (Foto Ganendra)
Salah satu yang ramai yaa Markobar ini. (Foto Ganendra)
Stand minuman yang seger jadi favorit, maklum cuaca agak panas, nggak
hujan. (Foto Ganendra)
Aah, habis makan, rehat sejenak disuguhi performance food styling
competition. Tantangannya adalah menyusun dan menghias roti. Ada tiga
meja kecil yang disediakan lengkap dengan materi demo. Roti, sayuran ,
daging, dan lain-lainnya. Seru juga. Membuat hiburan tersendiri bagi
pengunjung. But, sayangnya kami tak terpilih untuk ikutan beraksi. Wah
jika terpilih, kans menang pasti terbuka lebar. Laaaa suporternya
heboh-heboh kalau soal lomba heheee. Btw, menyaksikan aksi peserta
menarik juga. Dan mereka bertiga cukup cekatan loor. Mulai dari mengiris
rotinya, mengisi dengan sayuran, daging lalu menghiasnya. Ada yang
berbentuk wajah tersenyum, eh ada juga yang berekspresi galau. Cukup
menghibur dan menyita perhatian. Kerenlah ini buat seru-seruan.
Performance food styling demo. Seruu dan menghibur. (Foto ganendra)
Seru neh Food Styling Competition. (Foto Ganendra)
Koko ini yang menang. (Foto Ganendra)
Ahhh akhirnya senja pun datang. Seiring dengan performance 3 sosok di
atas panggung. Vokalis perempuan nampak enjoy memperdengarkan suaranya.
Bagaikan di taman kuliner dengan suguhan cantik lagu-lagu merdu yang
membawa aroma romantis. Aroma ke seluruh area La Piazza. Dan kami pun
memutuskan pulang, dikarenakan banyak teman-teman yang tinggalnya
lumayan jauh. Ada yang dari Tangerang, Cibubur, Cikeas, Bekasi dan
lain-lain. Dan lagu-lagu romantic masih terdengar sayup-sayup saat aku
berjalan meninggalkan area JSFF. Senang dan fresh rasanya, pulang dari
lokasi.
Senja nan cantik di Jakarta Street Food Festival La Piazza. (Foto
Ganendra)
Bay the way, beneran ajang JSFF 2015 ini rekomen deh untuk dikunjungi.
Teman-teman kudu datang, mumpung masih dibuka sampai 22 November 2015.
Nikmatin suasananya, rasakan menu-menu variannya dan nikmati performance
yang disuguhkannya. Ada hiburan yang menarik seperti food styling demo,
street musician, humanoid, acoustic performance, dan special
performance lainnya.
Kerennnnnn. (Foto Ganendra)
Desain area cantik banget. (Foto Ganendra)
Cantik bukan? (Foto Ganendra)
Bukan hanya itu bagi penggila duren, ada program tawaran makan duren
mengasyikkan, yakni program Makan Duren Sepuasnya. Tentu ada
ketentuannya. Yang jelas program Makan Duren Sepuasnya berlangsung
setiap hari Senin dan Rabu selama periode Jakarta Street Food Festival
tanggal 6 – 22 November 2015 mulai pukul 16.00 WIB s/d 22.00 WIB. Setiap
pembelian Jakarta Street Food Festival Card senilai Rp. 250.000,- (dua
ratus lima puluh ribu Rupiah) berlaku kelipatan dan tidak dapat
ditukarkan/ dikembalikan/diuangkan (no refundable), akan mendapatkan 1
(satu) kupon Makan Duren Sepuasnya hanya dengan membayar Rp. 10.000,-
(sepuluh ribu rupiah). Asyikkan. Ngilerrr pastinya hehee.
Eh ada satu lagi, bagi kawan-kawan yang suka foto-foto dan berselfi ria,
ada tantangan juga loor. Tantangan yang berhadiah dengan ikut program
Food Styling Competition. Caranya mudah banget kok. Ini ketentuannya.
Follow twitter & instagram @MKGLaPiazza
Upload foto makanan dari tenant Jakarta Street Food Festival
se-kreatif mungkin ke akun twitter / instagram. Foto bisa dilakukan di
area JSFF maupun di luar area JSFF
Mention @MKGLaPiazza dengan hashtag #FoodStylingJSFF
#LaPiazzaStreetFood
Beri caption & review menarik tentang foto tersebut
Periode upload 6 – 22 November 2015
Tiga foto terbaik di instagram & twitter masing-masing akan
mendapatkan voucher belanja Mal Kelapa Gading senilai Rp. 1.000.000,-
Pemenang akan diumumkan di akun twitter & instagram @MKGLaPiazza
pada 30 November 2015
Sooo, pasti menarik bukan. Yukk kunjungi JSFF 2015. Buka setiap hari:
Senin - Kamis : pk 16.00 - 22.00 WIB, Jumat : pk 15.00 - 23.00 WIB dan
Sabtu - Minggu : pk 11.00 - 23.00 WIB. Informasi selengkapnya JSFF 2015
klik ajah situsnya disini. Silakan hangout menikmati suasananya sepuas
anda. #SalamKuliner
@rahabganendra
Semua foto adalah dokumen pribadi
Pasukan KPK Gerebek JSFF 2015 mejeng duluuu. (Foto ganendra)
Bozz MadYang
/maslahab
TERVERIFIKASI
Pemilik Akun: Mas Lahab - Kompasianer Kuliner/ Blogger Kuliner
_____________________________________________ EMAIL= masrahab@gmail.com
_________________________________________
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/hangout-romantis-di-senja-jakarta-street-food-festival_564b6550537b61c80c4d2e39
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/hangout-romantis-di-senja-jakarta-street-food-festival_564b6550537b61c80c4d2e39
mmarecon Kelapa Gading,
Jakarta Utara, tempat aku menikmati menu-menu menawan. Meja-meja
berbentuk persegi, dilengkapi dengan kursi kayu nan mungil terisi oleh
para penikmat kuliner. Di sekitaran area makan berjajar rapi
‘warung-warung’ berdesain kaki lima berpadu suasana ala negeri Eropa.
Sajiannya menggugah selera. Racikan beragam kuliner tradisional dan
mancanegara menebarkan aroma nikmat, nikmatnya masakan tangan-tangan
terampil pengolah rasa. Desain area cantik. Di ujung sana, terlihat
‘menara’ bertuliskan jelas “Jakarta Street Food Festival (JSFF).” Yaaa,
area Piazza itu sedang menggelar acara festival kuliner tahunan.
Aku duduk persis di depan panggung. Empat meja disatukan. Soalnya aku
tak sendiri. Ada sepuluh kawan Blogger kuliner alias Kompasianer kuliner
yang asyik hangout menikmati suasana Minggu, 15 November 2015. Kami
sedang beraksi gerebek bersama Komunitas Penggila Kuliner (KPK)
Kompasiana. Dan aksi di La Piazza ini kali keempat yang digelar. Yaaa,
kami selalu senang hangout disini.
Bukan saja lokasi area yang nyaman, dan sangat cocok untuk nongkrong
bersama kawan, saudara, maupun keluarga, namun ditunjang menu-menu yang
kaya. Kaya akan unsur penggoyang lidah berselera. Praktis voucher JSFF
card sebagai alat transaksi disini telah menjelma menjadi menu-menu
pilihan dari kami. Beragam dan semua mengundang selera. Tentu saja hal
pertama yang kulakukan adalah ‘melahap’ makanan-makanan cantik itu
dengan….kamera. Lihat penampakannya di foto-foto dibawah ini.
Es Jelly Mutiara harga Rp. 29 ribu. (foto Ganendra)
Wuiih ngilerr dah dengan Pasta Bolognaise seharga Rp. 38 ribu ini. (foto
Ganendra)
ini dia Taiyaki seharga Rp. 28 ribu. (foto Ganendra)
Ini menu tradisional sate ayam pilihan Topik, harganya Rp. 30 ribu saja.
(foto Ganendra)
Ini bikin ngiler dah menu pilihan Nisa. (foto ganendra)
Ngilerrrr tenannn. (Foto Ganendra)
Jujur katakan padaku, “Apakah anda berselera melihatnya?
Tak usah bohong heheee. Aku sama seperti anda. Ragam menu yang membuat
mata nanar melihatnya. Lidah berasa berdecap-decap. Tangan bernafsu
memegang sendok, lalu …. bersantap dimulai.
Terhidanglah di meja beberapa pilihan menu teman-teman yang
berbeda-beda. Adda Es Jelly Mutiara seharga Rp. 29 ribu. Pasta
Bolognaise seharga Rp. 38 ribu. Taiyaki seharga Rp. 28 ribu. Sate ayam
pilihan Topik, harganya Rp. 30 ribu saja. Dan masih banyak lagi.
Mie Chino pesananku, maaf liat kardusnya unik yaaak. (Foto Ganendra)
Pilihan menuku adalah Mie Chino dengan mie yang berbentuk pipih lebar.
Dikemas dengan kotak kardus tebal yang unik. Dan tak bocor mesti
berkuah. Cukup dengan Rp. 25 ribu, aku sudah bisa mencoba karakter empuk
dan kenyalnya. Agak bandel digigit namun meresapkan rasa yang enak
dengan bumbu khas. Mie Kedot orang menyebutnya. Dan mie kedot model
rebus dengan kuah adalah menu favoritku. Namun aku sebenarnya kurang
suka dengan campuran togenya. Sooo berasa makan pecel kalau pakai toge
hehee. Jadinya Mie Kedot/ Mie Chino yang aku pesan tak memakai toge
banyak-banyak. Sedikit saja, sekedar menantang lidahku, masihkah anti
pada toge? Btw…. no problem, soalnya kuah yang segar dan hangat
‘membakarnya’. Nikmat pastinya. Sementara teman-teman lainnya tak kalah
sibuk makan menu pilihannya. Lihatlah mereka sedang menikmati.
Dewi sedang menikmati. Enaknyaaaa. (Foto Ganendra)
Topik dengan sate ayamnya. (Foto Ganendra)
Mbak Indah pamer sateeee. (Foto Ganendra)
Segernya es Jelly mutiaranya, kata Pak Sutiono. (Foto Ganendra)
Si adek pun suka di JSFF 2015. Heheee. (Foto Ganendra)
Haus. Rasa yang wajar setelah makan. Tak puas dengan air minum botol,
warna warni susunan es serut dengan toping buah, kupilih. Melihatnya
saja sudah berasa segar di badan. Kesegaran ini kubayar lunas dengan
harga Rp. 20 ribu plus topingnya RP. 5000. Not bad. Wort it dan membayar
lunas penasaranku. Ah setelahnya, nunggu jeda untuk memilih menu
lainnya.
Segernya es serut topingnya anggur. (Foto Ganendra)
Masih banyak menu yang berselera menawarkan diri untuk aku cicipin.
Markobar milik putra Presiden RI ke7, Joko Widodo, masih ramai yang
antri. Ada mie godhog yang dimasak anglo di Mee Van Java tak kalah ramai
antrinya. Aaah rasanya tak mudah memilih diantara sekian banyak menu
tradisonal dan mancanegara di bawah ini.
Bakmi "99" | Bakso Goreng Apollo | Bakso Malang Cak Su Kumis | Bits |
Bitslicious | Blackjack | Bloodog | Bread of Kurtos | Chusy Churros |
Creamy Comfort | Crepe Signature | Cubit Segigit | Cwimie Gedongan |
Dessert Hauz | Durian & Ice Cream Durian Medan "AMIN" | Elsewhere |
Es Sinar Garut H. Ucu | Fruit Chocolate Fondue (by D'alia Dessert) |
Henk's Pizza | Hey! Banana | Ichitori | Joyous Lava | JR. Mushroom |
Kopium Artisan Coffee | Ketoprak Ciragil Pak Bejo | King Karipap |
Klapertaart Pingkan | Koribox L&L Hawaiian Barbecue | La Creperie |
Markobar | Mee Van Java | Miechino | Nasi Bakar Juara | Nasi Goreng
Rempah "Mafia" | Nest Grill | OMG Meatball | Durian Dessert by The
Pancake Museum | Pastalicious | Petit Julien | Phat Phuc | Pokkonya |
Pop Up Store | Roemah Ganyem | Sate Padang Ajo Manih | Soto Banjar Aming
| Soto Kudus Pak Minto | Taiyaki Patisserie | Twisto Potato | Western
Food Owan | What The Fries | Win's Pasta.
Ngencesss banget ini. (Foto Ganendra)
Ini dia martabak Markobar yang kondang itu. (Foto Ganendra)
Salah satu yang ramai yaa Markobar ini. (Foto Ganendra)
Stand minuman yang seger jadi favorit, maklum cuaca agak panas, nggak
hujan. (Foto Ganendra)
Aah, habis makan, rehat sejenak disuguhi performance food styling
competition. Tantangannya adalah menyusun dan menghias roti. Ada tiga
meja kecil yang disediakan lengkap dengan materi demo. Roti, sayuran ,
daging, dan lain-lainnya. Seru juga. Membuat hiburan tersendiri bagi
pengunjung. But, sayangnya kami tak terpilih untuk ikutan beraksi. Wah
jika terpilih, kans menang pasti terbuka lebar. Laaaa suporternya
heboh-heboh kalau soal lomba heheee. Btw, menyaksikan aksi peserta
menarik juga. Dan mereka bertiga cukup cekatan loor. Mulai dari mengiris
rotinya, mengisi dengan sayuran, daging lalu menghiasnya. Ada yang
berbentuk wajah tersenyum, eh ada juga yang berekspresi galau. Cukup
menghibur dan menyita perhatian. Kerenlah ini buat seru-seruan.
Performance food styling demo. Seruu dan menghibur. (Foto ganendra)
Seru neh Food Styling Competition. (Foto Ganendra)
Koko ini yang menang. (Foto Ganendra)
Ahhh akhirnya senja pun datang. Seiring dengan performance 3 sosok di
atas panggung. Vokalis perempuan nampak enjoy memperdengarkan suaranya.
Bagaikan di taman kuliner dengan suguhan cantik lagu-lagu merdu yang
membawa aroma romantis. Aroma ke seluruh area La Piazza. Dan kami pun
memutuskan pulang, dikarenakan banyak teman-teman yang tinggalnya
lumayan jauh. Ada yang dari Tangerang, Cibubur, Cikeas, Bekasi dan
lain-lain. Dan lagu-lagu romantic masih terdengar sayup-sayup saat aku
berjalan meninggalkan area JSFF. Senang dan fresh rasanya, pulang dari
lokasi.
Senja nan cantik di Jakarta Street Food Festival La Piazza. (Foto
Ganendra)
Bay the way, beneran ajang JSFF 2015 ini rekomen deh untuk dikunjungi.
Teman-teman kudu datang, mumpung masih dibuka sampai 22 November 2015.
Nikmatin suasananya, rasakan menu-menu variannya dan nikmati performance
yang disuguhkannya. Ada hiburan yang menarik seperti food styling demo,
street musician, humanoid, acoustic performance, dan special
performance lainnya.
Kerennnnnn. (Foto Ganendra)
Desain area cantik banget. (Foto Ganendra)
Cantik bukan? (Foto Ganendra)
Bukan hanya itu bagi penggila duren, ada program tawaran makan duren
mengasyikkan, yakni program Makan Duren Sepuasnya. Tentu ada
ketentuannya. Yang jelas program Makan Duren Sepuasnya berlangsung
setiap hari Senin dan Rabu selama periode Jakarta Street Food Festival
tanggal 6 – 22 November 2015 mulai pukul 16.00 WIB s/d 22.00 WIB. Setiap
pembelian Jakarta Street Food Festival Card senilai Rp. 250.000,- (dua
ratus lima puluh ribu Rupiah) berlaku kelipatan dan tidak dapat
ditukarkan/ dikembalikan/diuangkan (no refundable), akan mendapatkan 1
(satu) kupon Makan Duren Sepuasnya hanya dengan membayar Rp. 10.000,-
(sepuluh ribu rupiah). Asyikkan. Ngilerrr pastinya hehee.
Eh ada satu lagi, bagi kawan-kawan yang suka foto-foto dan berselfi ria,
ada tantangan juga loor. Tantangan yang berhadiah dengan ikut program
Food Styling Competition. Caranya mudah banget kok. Ini ketentuannya.
Follow twitter & instagram @MKGLaPiazza
Upload foto makanan dari tenant Jakarta Street Food Festival
se-kreatif mungkin ke akun twitter / instagram. Foto bisa dilakukan di
area JSFF maupun di luar area JSFF
Mention @MKGLaPiazza dengan hashtag #FoodStylingJSFF
#LaPiazzaStreetFood
Beri caption & review menarik tentang foto tersebut
Periode upload 6 – 22 November 2015
Tiga foto terbaik di instagram & twitter masing-masing akan
mendapatkan voucher belanja Mal Kelapa Gading senilai Rp. 1.000.000,-
Pemenang akan diumumkan di akun twitter & instagram @MKGLaPiazza
pada 30 November 2015
Sooo, pasti menarik bukan. Yukk kunjungi JSFF 2015. Buka setiap hari:
Senin - Kamis : pk 16.00 - 22.00 WIB, Jumat : pk 15.00 - 23.00 WIB dan
Sabtu - Minggu : pk 11.00 - 23.00 WIB. Informasi selengkapnya JSFF 2015
klik ajah situsnya disini. Silakan hangout menikmati suasananya sepuas
anda. #SalamKuliner
@rahabganendra
Semua foto adalah dokumen pribadi
Pasukan KPK Gerebek JSFF 2015 mejeng duluuu. (Foto ganendra)
Bozz MadYang
/maslahab
TERVERIFIKASI
Pemilik Akun: Mas Lahab - Kompasianer Kuliner/ Blogger Kuliner
_____________________________________________ EMAIL= masrahab@gmail.com
_________________________________________
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/hangout-romantis-di-senja-jakarta-street-food-festival_564b6550537b61c80c4d2e39
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/hangout-romantis-di-senja-jakarta-street-food-festival_564b6550537b61c80c4d2e39
mmarecon Kelapa Gading,
Jakarta Utara, tempat aku menikmati menu-menu menawan. Meja-meja
berbentuk persegi, dilengkapi dengan kursi kayu nan mungil terisi oleh
para penikmat kuliner. Di sekitaran area makan berjajar rapi
‘warung-warung’ berdesain kaki lima berpadu suasana ala negeri Eropa.
Sajiannya menggugah selera. Racikan beragam kuliner tradisional dan
mancanegara menebarkan aroma nikmat, nikmatnya masakan tangan-tangan
terampil pengolah rasa. Desain area cantik. Di ujung sana, terlihat
‘menara’ bertuliskan jelas “Jakarta Street Food Festival (JSFF).” Yaaa,
area Piazza itu sedang menggelar acara festival kuliner tahunan.
Aku duduk persis di depan panggung. Empat meja disatukan. Soalnya aku
tak sendiri. Ada sepuluh kawan Blogger kuliner alias Kompasianer kuliner
yang asyik hangout menikmati suasana Minggu, 15 November 2015. Kami
sedang beraksi gerebek bersama Komunitas Penggila Kuliner (KPK)
Kompasiana. Dan aksi di La Piazza ini kali keempat yang digelar. Yaaa,
kami selalu senang hangout disini.
Bukan saja lokasi area yang nyaman, dan sangat cocok untuk nongkrong
bersama kawan, saudara, maupun keluarga, namun ditunjang menu-menu yang
kaya. Kaya akan unsur penggoyang lidah berselera. Praktis voucher JSFF
card sebagai alat transaksi disini telah menjelma menjadi menu-menu
pilihan dari kami. Beragam dan semua mengundang selera. Tentu saja hal
pertama yang kulakukan adalah ‘melahap’ makanan-makanan cantik itu
dengan….kamera. Lihat penampakannya di foto-foto dibawah ini.
Es Jelly Mutiara harga Rp. 29 ribu. (foto Ganendra)
Wuiih ngilerr dah dengan Pasta Bolognaise seharga Rp. 38 ribu ini. (foto
Ganendra)
ini dia Taiyaki seharga Rp. 28 ribu. (foto Ganendra)
Ini menu tradisional sate ayam pilihan Topik, harganya Rp. 30 ribu saja.
(foto Ganendra)
Ini bikin ngiler dah menu pilihan Nisa. (foto ganendra)
Ngilerrrr tenannn. (Foto Ganendra)
Jujur katakan padaku, “Apakah anda berselera melihatnya?
Tak usah bohong heheee. Aku sama seperti anda. Ragam menu yang membuat
mata nanar melihatnya. Lidah berasa berdecap-decap. Tangan bernafsu
memegang sendok, lalu …. bersantap dimulai.
Terhidanglah di meja beberapa pilihan menu teman-teman yang
berbeda-beda. Adda Es Jelly Mutiara seharga Rp. 29 ribu. Pasta
Bolognaise seharga Rp. 38 ribu. Taiyaki seharga Rp. 28 ribu. Sate ayam
pilihan Topik, harganya Rp. 30 ribu saja. Dan masih banyak lagi.
Mie Chino pesananku, maaf liat kardusnya unik yaaak. (Foto Ganendra)
Pilihan menuku adalah Mie Chino dengan mie yang berbentuk pipih lebar.
Dikemas dengan kotak kardus tebal yang unik. Dan tak bocor mesti
berkuah. Cukup dengan Rp. 25 ribu, aku sudah bisa mencoba karakter empuk
dan kenyalnya. Agak bandel digigit namun meresapkan rasa yang enak
dengan bumbu khas. Mie Kedot orang menyebutnya. Dan mie kedot model
rebus dengan kuah adalah menu favoritku. Namun aku sebenarnya kurang
suka dengan campuran togenya. Sooo berasa makan pecel kalau pakai toge
hehee. Jadinya Mie Kedot/ Mie Chino yang aku pesan tak memakai toge
banyak-banyak. Sedikit saja, sekedar menantang lidahku, masihkah anti
pada toge? Btw…. no problem, soalnya kuah yang segar dan hangat
‘membakarnya’. Nikmat pastinya. Sementara teman-teman lainnya tak kalah
sibuk makan menu pilihannya. Lihatlah mereka sedang menikmati.
Dewi sedang menikmati. Enaknyaaaa. (Foto Ganendra)
Topik dengan sate ayamnya. (Foto Ganendra)
Mbak Indah pamer sateeee. (Foto Ganendra)
Segernya es Jelly mutiaranya, kata Pak Sutiono. (Foto Ganendra)
Si adek pun suka di JSFF 2015. Heheee. (Foto Ganendra)
Haus. Rasa yang wajar setelah makan. Tak puas dengan air minum botol,
warna warni susunan es serut dengan toping buah, kupilih. Melihatnya
saja sudah berasa segar di badan. Kesegaran ini kubayar lunas dengan
harga Rp. 20 ribu plus topingnya RP. 5000. Not bad. Wort it dan membayar
lunas penasaranku. Ah setelahnya, nunggu jeda untuk memilih menu
lainnya.
Segernya es serut topingnya anggur. (Foto Ganendra)
Masih banyak menu yang berselera menawarkan diri untuk aku cicipin.
Markobar milik putra Presiden RI ke7, Joko Widodo, masih ramai yang
antri. Ada mie godhog yang dimasak anglo di Mee Van Java tak kalah ramai
antrinya. Aaah rasanya tak mudah memilih diantara sekian banyak menu
tradisonal dan mancanegara di bawah ini.
Bakmi "99" | Bakso Goreng Apollo | Bakso Malang Cak Su Kumis | Bits |
Bitslicious | Blackjack | Bloodog | Bread of Kurtos | Chusy Churros |
Creamy Comfort | Crepe Signature | Cubit Segigit | Cwimie Gedongan |
Dessert Hauz | Durian & Ice Cream Durian Medan "AMIN" | Elsewhere |
Es Sinar Garut H. Ucu | Fruit Chocolate Fondue (by D'alia Dessert) |
Henk's Pizza | Hey! Banana | Ichitori | Joyous Lava | JR. Mushroom |
Kopium Artisan Coffee | Ketoprak Ciragil Pak Bejo | King Karipap |
Klapertaart Pingkan | Koribox L&L Hawaiian Barbecue | La Creperie |
Markobar | Mee Van Java | Miechino | Nasi Bakar Juara | Nasi Goreng
Rempah "Mafia" | Nest Grill | OMG Meatball | Durian Dessert by The
Pancake Museum | Pastalicious | Petit Julien | Phat Phuc | Pokkonya |
Pop Up Store | Roemah Ganyem | Sate Padang Ajo Manih | Soto Banjar Aming
| Soto Kudus Pak Minto | Taiyaki Patisserie | Twisto Potato | Western
Food Owan | What The Fries | Win's Pasta.
Ngencesss banget ini. (Foto Ganendra)
Ini dia martabak Markobar yang kondang itu. (Foto Ganendra)
Salah satu yang ramai yaa Markobar ini. (Foto Ganendra)
Stand minuman yang seger jadi favorit, maklum cuaca agak panas, nggak
hujan. (Foto Ganendra)
Aah, habis makan, rehat sejenak disuguhi performance food styling
competition. Tantangannya adalah menyusun dan menghias roti. Ada tiga
meja kecil yang disediakan lengkap dengan materi demo. Roti, sayuran ,
daging, dan lain-lainnya. Seru juga. Membuat hiburan tersendiri bagi
pengunjung. But, sayangnya kami tak terpilih untuk ikutan beraksi. Wah
jika terpilih, kans menang pasti terbuka lebar. Laaaa suporternya
heboh-heboh kalau soal lomba heheee. Btw, menyaksikan aksi peserta
menarik juga. Dan mereka bertiga cukup cekatan loor. Mulai dari mengiris
rotinya, mengisi dengan sayuran, daging lalu menghiasnya. Ada yang
berbentuk wajah tersenyum, eh ada juga yang berekspresi galau. Cukup
menghibur dan menyita perhatian. Kerenlah ini buat seru-seruan.
Performance food styling demo. Seruu dan menghibur. (Foto ganendra)
Seru neh Food Styling Competition. (Foto Ganendra)
Koko ini yang menang. (Foto Ganendra)
Ahhh akhirnya senja pun datang. Seiring dengan performance 3 sosok di
atas panggung. Vokalis perempuan nampak enjoy memperdengarkan suaranya.
Bagaikan di taman kuliner dengan suguhan cantik lagu-lagu merdu yang
membawa aroma romantis. Aroma ke seluruh area La Piazza. Dan kami pun
memutuskan pulang, dikarenakan banyak teman-teman yang tinggalnya
lumayan jauh. Ada yang dari Tangerang, Cibubur, Cikeas, Bekasi dan
lain-lain. Dan lagu-lagu romantic masih terdengar sayup-sayup saat aku
berjalan meninggalkan area JSFF. Senang dan fresh rasanya, pulang dari
lokasi.
Senja nan cantik di Jakarta Street Food Festival La Piazza. (Foto
Ganendra)
Bay the way, beneran ajang JSFF 2015 ini rekomen deh untuk dikunjungi.
Teman-teman kudu datang, mumpung masih dibuka sampai 22 November 2015.
Nikmatin suasananya, rasakan menu-menu variannya dan nikmati performance
yang disuguhkannya. Ada hiburan yang menarik seperti food styling demo,
street musician, humanoid, acoustic performance, dan special
performance lainnya.
Kerennnnnn. (Foto Ganendra)
Desain area cantik banget. (Foto Ganendra)
Cantik bukan? (Foto Ganendra)
Bukan hanya itu bagi penggila duren, ada program tawaran makan duren
mengasyikkan, yakni program Makan Duren Sepuasnya. Tentu ada
ketentuannya. Yang jelas program Makan Duren Sepuasnya berlangsung
setiap hari Senin dan Rabu selama periode Jakarta Street Food Festival
tanggal 6 – 22 November 2015 mulai pukul 16.00 WIB s/d 22.00 WIB. Setiap
pembelian Jakarta Street Food Festival Card senilai Rp. 250.000,- (dua
ratus lima puluh ribu Rupiah) berlaku kelipatan dan tidak dapat
ditukarkan/ dikembalikan/diuangkan (no refundable), akan mendapatkan 1
(satu) kupon Makan Duren Sepuasnya hanya dengan membayar Rp. 10.000,-
(sepuluh ribu rupiah). Asyikkan. Ngilerrr pastinya hehee.
Eh ada satu lagi, bagi kawan-kawan yang suka foto-foto dan berselfi ria,
ada tantangan juga loor. Tantangan yang berhadiah dengan ikut program
Food Styling Competition. Caranya mudah banget kok. Ini ketentuannya.
Follow twitter & instagram @MKGLaPiazza
Upload foto makanan dari tenant Jakarta Street Food Festival
se-kreatif mungkin ke akun twitter / instagram. Foto bisa dilakukan di
area JSFF maupun di luar area JSFF
Mention @MKGLaPiazza dengan hashtag #FoodStylingJSFF
#LaPiazzaStreetFood
Beri caption & review menarik tentang foto tersebut
Periode upload 6 – 22 November 2015
Tiga foto terbaik di instagram & twitter masing-masing akan
mendapatkan voucher belanja Mal Kelapa Gading senilai Rp. 1.000.000,-
Pemenang akan diumumkan di akun twitter & instagram @MKGLaPiazza
pada 30 November 2015
Sooo, pasti menarik bukan. Yukk kunjungi JSFF 2015. Buka setiap hari:
Senin - Kamis : pk 16.00 - 22.00 WIB, Jumat : pk 15.00 - 23.00 WIB dan
Sabtu - Minggu : pk 11.00 - 23.00 WIB. Informasi selengkapnya JSFF 2015
klik ajah situsnya disini. Silakan hangout menikmati suasananya sepuas
anda. #SalamKuliner
@rahabganendra
Semua foto adalah dokumen pribadi
Pasukan KPK Gerebek JSFF 2015 mejeng duluuu. (Foto ganendra)
Bozz MadYang
/maslahab
TERVERIFIKASI
Pemilik Akun: Mas Lahab - Kompasianer Kuliner/ Blogger Kuliner
_____________________________________________ EMAIL= masrahab@gmail.com
_________________________________________
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/hangout-romantis-di-senja-jakarta-street-food-festival_564b6550537b61c80c4d2e39
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/hangout-romantis-di-senja-jakarta-street-food-festival_564b6550537b61c80c4d2e39
mmarecon Kelapa Gading,
Jakarta Utara, tempat aku menikmati menu-menu menawan. Meja-meja
berbentuk persegi, dilengkapi dengan kursi kayu nan mungil terisi oleh
para penikmat kuliner. Di sekitaran area makan berjajar rapi
‘warung-warung’ berdesain kaki lima berpadu suasana ala negeri Eropa.
Sajiannya menggugah selera. Racikan beragam kuliner tradisional dan
mancanegara menebarkan aroma nikmat, nikmatnya masakan tangan-tangan
terampil pengolah rasa. Desain area cantik. Di ujung sana, terlihat
‘menara’ bertuliskan jelas “Jakarta Street Food Festival (JSFF).” Yaaa,
area Piazza itu sedang menggelar acara festival kuliner tahunan.
Aku duduk persis di depan panggung. Empat meja disatukan. Soalnya aku
tak sendiri. Ada sepuluh kawan Blogger kuliner alias Kompasianer kuliner
yang asyik hangout menikmati suasana Minggu, 15 November 2015. Kami
sedang beraksi gerebek bersama Komunitas Penggila Kuliner (KPK)
Kompasiana. Dan aksi di La Piazza ini kali keempat yang digelar. Yaaa,
kami selalu senang hangout disini.
Bukan saja lokasi area yang nyaman, dan sangat cocok untuk nongkrong
bersama kawan, saudara, maupun keluarga, namun ditunjang menu-menu yang
kaya. Kaya akan unsur penggoyang lidah berselera. Praktis voucher JSFF
card sebagai alat transaksi disini telah menjelma menjadi menu-menu
pilihan dari kami. Beragam dan semua mengundang selera. Tentu saja hal
pertama yang kulakukan adalah ‘melahap’ makanan-makanan cantik itu
dengan….kamera. Lihat penampakannya di foto-foto dibawah ini.
Es Jelly Mutiara harga Rp. 29 ribu. (foto Ganendra)
Wuiih ngilerr dah dengan Pasta Bolognaise seharga Rp. 38 ribu ini. (foto
Ganendra)
ini dia Taiyaki seharga Rp. 28 ribu. (foto Ganendra)
Ini menu tradisional sate ayam pilihan Topik, harganya Rp. 30 ribu saja.
(foto Ganendra)
Ini bikin ngiler dah menu pilihan Nisa. (foto ganendra)
Ngilerrrr tenannn. (Foto Ganendra)
Jujur katakan padaku, “Apakah anda berselera melihatnya?
Tak usah bohong heheee. Aku sama seperti anda. Ragam menu yang membuat
mata nanar melihatnya. Lidah berasa berdecap-decap. Tangan bernafsu
memegang sendok, lalu …. bersantap dimulai.
Terhidanglah di meja beberapa pilihan menu teman-teman yang
berbeda-beda. Adda Es Jelly Mutiara seharga Rp. 29 ribu. Pasta
Bolognaise seharga Rp. 38 ribu. Taiyaki seharga Rp. 28 ribu. Sate ayam
pilihan Topik, harganya Rp. 30 ribu saja. Dan masih banyak lagi.
Mie Chino pesananku, maaf liat kardusnya unik yaaak. (Foto Ganendra)
Pilihan menuku adalah Mie Chino dengan mie yang berbentuk pipih lebar.
Dikemas dengan kotak kardus tebal yang unik. Dan tak bocor mesti
berkuah. Cukup dengan Rp. 25 ribu, aku sudah bisa mencoba karakter empuk
dan kenyalnya. Agak bandel digigit namun meresapkan rasa yang enak
dengan bumbu khas. Mie Kedot orang menyebutnya. Dan mie kedot model
rebus dengan kuah adalah menu favoritku. Namun aku sebenarnya kurang
suka dengan campuran togenya. Sooo berasa makan pecel kalau pakai toge
hehee. Jadinya Mie Kedot/ Mie Chino yang aku pesan tak memakai toge
banyak-banyak. Sedikit saja, sekedar menantang lidahku, masihkah anti
pada toge? Btw…. no problem, soalnya kuah yang segar dan hangat
‘membakarnya’. Nikmat pastinya. Sementara teman-teman lainnya tak kalah
sibuk makan menu pilihannya. Lihatlah mereka sedang menikmati.
Dewi sedang menikmati. Enaknyaaaa. (Foto Ganendra)
Topik dengan sate ayamnya. (Foto Ganendra)
Mbak Indah pamer sateeee. (Foto Ganendra)
Segernya es Jelly mutiaranya, kata Pak Sutiono. (Foto Ganendra)
Si adek pun suka di JSFF 2015. Heheee. (Foto Ganendra)
Haus. Rasa yang wajar setelah makan. Tak puas dengan air minum botol,
warna warni susunan es serut dengan toping buah, kupilih. Melihatnya
saja sudah berasa segar di badan. Kesegaran ini kubayar lunas dengan
harga Rp. 20 ribu plus topingnya RP. 5000. Not bad. Wort it dan membayar
lunas penasaranku. Ah setelahnya, nunggu jeda untuk memilih menu
lainnya.
Segernya es serut topingnya anggur. (Foto Ganendra)
Masih banyak menu yang berselera menawarkan diri untuk aku cicipin.
Markobar milik putra Presiden RI ke7, Joko Widodo, masih ramai yang
antri. Ada mie godhog yang dimasak anglo di Mee Van Java tak kalah ramai
antrinya. Aaah rasanya tak mudah memilih diantara sekian banyak menu
tradisonal dan mancanegara di bawah ini.
Bakmi "99" | Bakso Goreng Apollo | Bakso Malang Cak Su Kumis | Bits |
Bitslicious | Blackjack | Bloodog | Bread of Kurtos | Chusy Churros |
Creamy Comfort | Crepe Signature | Cubit Segigit | Cwimie Gedongan |
Dessert Hauz | Durian & Ice Cream Durian Medan "AMIN" | Elsewhere |
Es Sinar Garut H. Ucu | Fruit Chocolate Fondue (by D'alia Dessert) |
Henk's Pizza | Hey! Banana | Ichitori | Joyous Lava | JR. Mushroom |
Kopium Artisan Coffee | Ketoprak Ciragil Pak Bejo | King Karipap |
Klapertaart Pingkan | Koribox L&L Hawaiian Barbecue | La Creperie |
Markobar | Mee Van Java | Miechino | Nasi Bakar Juara | Nasi Goreng
Rempah "Mafia" | Nest Grill | OMG Meatball | Durian Dessert by The
Pancake Museum | Pastalicious | Petit Julien | Phat Phuc | Pokkonya |
Pop Up Store | Roemah Ganyem | Sate Padang Ajo Manih | Soto Banjar Aming
| Soto Kudus Pak Minto | Taiyaki Patisserie | Twisto Potato | Western
Food Owan | What The Fries | Win's Pasta.
Ngencesss banget ini. (Foto Ganendra)
Ini dia martabak Markobar yang kondang itu. (Foto Ganendra)
Salah satu yang ramai yaa Markobar ini. (Foto Ganendra)
Stand minuman yang seger jadi favorit, maklum cuaca agak panas, nggak
hujan. (Foto Ganendra)
Aah, habis makan, rehat sejenak disuguhi performance food styling
competition. Tantangannya adalah menyusun dan menghias roti. Ada tiga
meja kecil yang disediakan lengkap dengan materi demo. Roti, sayuran ,
daging, dan lain-lainnya. Seru juga. Membuat hiburan tersendiri bagi
pengunjung. But, sayangnya kami tak terpilih untuk ikutan beraksi. Wah
jika terpilih, kans menang pasti terbuka lebar. Laaaa suporternya
heboh-heboh kalau soal lomba heheee. Btw, menyaksikan aksi peserta
menarik juga. Dan mereka bertiga cukup cekatan loor. Mulai dari mengiris
rotinya, mengisi dengan sayuran, daging lalu menghiasnya. Ada yang
berbentuk wajah tersenyum, eh ada juga yang berekspresi galau. Cukup
menghibur dan menyita perhatian. Kerenlah ini buat seru-seruan.
Performance food styling demo. Seruu dan menghibur. (Foto ganendra)
Seru neh Food Styling Competition. (Foto Ganendra)
Koko ini yang menang. (Foto Ganendra)
Ahhh akhirnya senja pun datang. Seiring dengan performance 3 sosok di
atas panggung. Vokalis perempuan nampak enjoy memperdengarkan suaranya.
Bagaikan di taman kuliner dengan suguhan cantik lagu-lagu merdu yang
membawa aroma romantis. Aroma ke seluruh area La Piazza. Dan kami pun
memutuskan pulang, dikarenakan banyak teman-teman yang tinggalnya
lumayan jauh. Ada yang dari Tangerang, Cibubur, Cikeas, Bekasi dan
lain-lain. Dan lagu-lagu romantic masih terdengar sayup-sayup saat aku
berjalan meninggalkan area JSFF. Senang dan fresh rasanya, pulang dari
lokasi.
Senja nan cantik di Jakarta Street Food Festival La Piazza. (Foto
Ganendra)
Bay the way, beneran ajang JSFF 2015 ini rekomen deh untuk dikunjungi.
Teman-teman kudu datang, mumpung masih dibuka sampai 22 November 2015.
Nikmatin suasananya, rasakan menu-menu variannya dan nikmati performance
yang disuguhkannya. Ada hiburan yang menarik seperti food styling demo,
street musician, humanoid, acoustic performance, dan special
performance lainnya.
Kerennnnnn. (Foto Ganendra)
Desain area cantik banget. (Foto Ganendra)
Cantik bukan? (Foto Ganendra)
Bukan hanya itu bagi penggila duren, ada program tawaran makan duren
mengasyikkan, yakni program Makan Duren Sepuasnya. Tentu ada
ketentuannya. Yang jelas program Makan Duren Sepuasnya berlangsung
setiap hari Senin dan Rabu selama periode Jakarta Street Food Festival
tanggal 6 – 22 November 2015 mulai pukul 16.00 WIB s/d 22.00 WIB. Setiap
pembelian Jakarta Street Food Festival Card senilai Rp. 250.000,- (dua
ratus lima puluh ribu Rupiah) berlaku kelipatan dan tidak dapat
ditukarkan/ dikembalikan/diuangkan (no refundable), akan mendapatkan 1
(satu) kupon Makan Duren Sepuasnya hanya dengan membayar Rp. 10.000,-
(sepuluh ribu rupiah). Asyikkan. Ngilerrr pastinya hehee.
Eh ada satu lagi, bagi kawan-kawan yang suka foto-foto dan berselfi ria,
ada tantangan juga loor. Tantangan yang berhadiah dengan ikut program
Food Styling Competition. Caranya mudah banget kok. Ini ketentuannya.
Follow twitter & instagram @MKGLaPiazza
Upload foto makanan dari tenant Jakarta Street Food Festival
se-kreatif mungkin ke akun twitter / instagram. Foto bisa dilakukan di
area JSFF maupun di luar area JSFF
Mention @MKGLaPiazza dengan hashtag #FoodStylingJSFF
#LaPiazzaStreetFood
Beri caption & review menarik tentang foto tersebut
Periode upload 6 – 22 November 2015
Tiga foto terbaik di instagram & twitter masing-masing akan
mendapatkan voucher belanja Mal Kelapa Gading senilai Rp. 1.000.000,-
Pemenang akan diumumkan di akun twitter & instagram @MKGLaPiazza
pada 30 November 2015
Sooo, pasti menarik bukan. Yukk kunjungi JSFF 2015. Buka setiap hari:
Senin - Kamis : pk 16.00 - 22.00 WIB, Jumat : pk 15.00 - 23.00 WIB dan
Sabtu - Minggu : pk 11.00 - 23.00 WIB. Informasi selengkapnya JSFF 2015
klik ajah situsnya disini. Silakan hangout menikmati suasananya sepuas
anda. #SalamKuliner
@rahabganendra
Semua foto adalah dokumen pribadi
Pasukan KPK Gerebek JSFF 2015 mejeng duluuu. (Foto ganendra)
Bozz MadYang
/maslahab
TERVERIFIKASI
Pemilik Akun: Mas Lahab - Kompasianer Kuliner/ Blogger Kuliner
_____________________________________________ EMAIL= masrahab@gmail.com
_________________________________________
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/hangout-romantis-di-senja-jakarta-street-food-festival_564b6550537b61c80c4d2e39
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/maslahab/hangout-romantis-di-senja-jakarta-street-food-festival_564b6550537b61c80c4d2e39