Dulu waktu
kecil, di kampong, orangtuaku beternak ayam petelur sebagai sampingan.
Lumayan
banyak sihh, ribuan ekor. Hasil telurnya yaa dijual, atau sering ada pedagang
yang ambil untuk dijual kembali.
Ada juga
telur yang dikonsumsi sendiri. Taruh di kulkas.
Nah, ibuku
yang sering menyimpannya. Yang bikin aku heran, itu telur kok ndak dicuci yaaa.
Khan ada kotoran ayamnya yang menempel. Heran aku.
Pengalaman
lainnya, karena saking kotornya dan karena mau disimpan di kulkas, aku cuci telur.
Maksudnya yaaa biar kotoran ayam yang menempel tak ‘menular’ pada bahan makanan yang ada di kulkas.
Maksudnya yaaa biar kotoran ayam yang menempel tak ‘menular’ pada bahan makanan yang ada di kulkas.
Ehh
ternyata apa yang terjadi #madyangers?
Saat
besoknya mau bikin ceplok telur, itu telur dah busuk. Padahal biasanya tahan
sampai berhari-hari saat disimpan dalam kulkas.
Selidik
punya selidik ternyata telur mentah memang tak boleh dicuci apalagi disikat.
Kenapa?
Telur mentah
mengandung ‘protective blomm’ yang melindungi telur dari bakteri, yakni bakteri
salmonella.
Nah
lapisan itu pula yang melindungi calon anak ayam dari bakteri yang sama.
Kalau
telur mentah itu kita cuci, apalagi disikat, maka pori-pori kulit telurnya akan
terbuka sehingga rentan tercemar bakteri. Pori-pori ini tidak mudah terlihat
dengan mata telanjang.
Nah
mungkin pernah melihat telur yang super bersih yang dijual di toko-toko atau
supermarket. Konon itu telur memang sudah dibersihkan dan disemprot dengan
cairan lain yang bermaksud untuk melindungi dari bakteri.
Sooo,
hati-hati yaa #madyangers. Biarkan saja telur alami apa adanya. Itu lebih
sehat.
#SalamMadyang
Twitter/IG
@bozzmadyang
*Foto Ilustrasi Dokkumen Pribadi
No comments:
Post a Comment