Makan Enak, Tempat Asik di Indigo Café Bogor

Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)

Menikmati makan makanan enak dan lezat sambil menikmati live music di suasana nyaman bak rumahan di Indigo Café Bogor.  

Hai #madyanger foodies, aku ada info menarik tempat makan yang tak biasa. Lokasinya di Bogor. Wah pastinya café ini boleh banget jadi pilihan tempat kongkow, nongkrong sampai bikin acara bareng genk, komunitas. Jadi, baca yes, biar tau seperti apa café bernama Indigo Café ini tampilan dan sajiannya. Cekidot.

Senin, 9 Desember 2019 siang hari nan terik, berasa sedikit teredam saat aku masuk di dalam café yang baru berumur setahun di Kota Hujan, Bogor.  Ini kali pertama aku ke café yang punya nama unik, Indigo Café Bogor.
Salah satu sudut di lantai 2 Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)

Hari itu juga hari spesial buat Indigo Café Bogor, karena tepat setahun café beroperasi. Tak heran aku lihat kesibukan para karyawan café.

Demikian pula ada beberapa tamu yang special juga, ada beberapa tamu undangan. Beberapa berseragam polisi. Itu polisi setempat yang memang diundang untuk merayakan bersama dan berbagi bahagia dari café yang dimiliki oleh Bapak Nurdin Aiman.

Kalau penasaran dengan nama dan makna Indigo, bolehlah simak ini. Pak Nurdin bilang Indigo bisa diartikan macam-macam seperti 'indera keenam' atau juga diartikan dengan warna ungu dengan makna kebijaksanaan dan lainnya.

Mungkin semangat itu yang ingin diusung oleh cafe ini. Simak poster di Indigo Cafe yang kupotret ini. 
Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)
Aku pun larut dalam suasana perayaan 1st Anniversary Indigo Cafe Bogor yang dipusatkan di lantai dua. Aku taksir ruangan ini mampu menampung 50 an orang. Gak heran Pak Nurdin bilang ruangan ini bisa buat acara seperti gathering, ulang tahun, arisan karaoke-an dan semacamnya.   

Ada spot di depan yang bisa disulap menjadi panggung mini. Seperti saat acara 1st Anniversary Indigo Cafe Bogor hari itu. Bisa dipasangi backdrop plus aneka hiasan pernak pernik seperti tulisan maupun balon aneka warna. Sound system juga tersedia. Komplet deh.

Itu terbukti dengan nyanyian dari live music yang disajikan saat acara. Asyik-asyik lagunya. Gitaran akustik. 
Pak Nurdin Aiman saat acara 1st Anniversary di Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)

Aku merasa café seperti ini menambah preferensi dalam memilih tempat berkulineran sampai untuk acara. Bahkan sekaligus menopang wisata kuliner di Bogor.

Seperti disampaikan Bapak Shahlan Rasyidi, S.E., M.M. selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor saat memberi sambutan acara bahwa wisata kuliner menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan agar datang ke Kota Hujan.

Oleh karena itu Bapak Shahlan Rasyidi, menyambut baik atas eksistensi Indigo Café  dan mengucapkan selamat atas setahun kontribusi Indigo Café Bogor menunjang wisata kuliner di Bogor.
Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)


Makanan Lezat nan Menggoda Selera

Menu khas Indonesia dan Barat (Western) menjadi sajian pilihan di Indigo Café. Saat acara setahun Indigo Café, disajikan menu di Indigo Café, diantaranya ada Sop Iga, Iga Bakar, Salmon Steak dan Roasted Chicken Sambal Matah.
Salmon steak Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)
Roasted Chicken Sambal Matah Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)

Sop Iga Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)
Iga Bakar plus kuahnya ala Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)
Banyak menu Indonesianya yang lain. Ada aneka nasi goreng kampoeng, nasi goreng kecombrang, nasi goreng Indigo dan nasi goreng buntut. Suka mie? Ada mie goreng Indigo. Untuk yang suka kuah-kuahan ada mie kuah Indigo yang dibandrol kisaran Rp. 35 ribu saja.

Menu western ada pasta  Aglio Olio, Carbonara, Bolognese yang dibandrol rerata Rp. 42 ribu saja.  

Eh kalau mau cemal cemil bisa banget. Misalnya ngopi-ngopi cantik enaknya ngemil. Ada camilan asik ala Indigo Café seperti Pisgor Klasik, Pisgor Istimewa, Onion Ring Original, Tahu Cabe Garam dan Mozarella Stick With Calypso Sauce. Harga kisaran RP. 15 ribu – Rp. 25 ribu saja.

Untuk minumnya ada signaturenya Indigo Café Bogor, Indigo Frozen Coffee terus ada Milshake Vanilla, Green Matcha,  Ice Coco Caramel.
Indigo Frozen Coffee. (Foto Bozz Madyang)
Indigo Cafe Bogor. (Foto Bozz Madyang)

Green Matcha dan Ice Coco Caramel Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)
Lalu kopinya? Tenang saja ada banyak pilihan. Ada Espresso, Café Latte, Cappucino, Mochacino dan Americano. Tersedia hot maupun ice. Ada juga Coffe Miel, Es Kopi Susu Indigo. Kisaran harga dari Rp. 20 ribu sampai Rp. 32 ribu.

Ada Manual Brew juga, V60, Vietnam Drip, Japanese Coffee Filler dan juga Kopi tubruk. Wedahh. Aku banget itu hehee. Harga kisaran Rp. 25 ribu – Rp. 30 ribu saja.

Kalau datang berduaan atau berempat bareng genk kamu, boleh cicipin menu sharing-nya Indigo café. Ada Double Platter untuk 2 orang, dibandrol Rp. 50 ribu. Terus untuk 4 orang, boleh coba m,enu Indigo mix Paltter seharga Rp. 120 ribu.

Menu dan harganya lebih lengkap cek di foto bawah ini ya. Harga menu sewaktu-waktu bisa berubah.
Daftar harga menu Indigo Café Bogor. (Foto Erfano)

Daftar harga menu di Indigo Café Bogor. (Foto Erfano)

Oh iya, kalau gak sempat ke café-nya bisa order via GoFood. Jadi makin mudah tuk nikmatin menu Indigo Café kapan saja.

Pojok Cantik, Nyaman Bercengkerama

Satu lagi yang bikin aku betah dan demen di Indigo Café adalah ruangan yang cantik. Penuh dengan hiasan dan “kalimat” motivasi positif. Instagramable. Hiasan ada di lantai 1 dan 2. Coba liat ini.
Quote cantik di lantai 1 Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)
Pojok cantik di lantai 2 Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)

Quote di ruang lantai 1 Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)

Terus ada ruang-ruang yang keren di lantai 1. Seperti ruangan di posisi bagian kanan saat masuk. Bisa buat ngopi-ngopi cantik deh. Nyaman untuk bercengkerama serasa di ruangan rumah sendiri.
Ruang cantik di lantai 1 Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)
Pojok cantik di lantai 2 Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)

Pojok cantik di lantai 2 Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)

Bagian cafe lantai 1 Ruang cantik di Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)
Pojok cantik di lantai 1 Ruang cantik di Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)


Yang Spesial dari Indigo Café Bogor untuk Kamu yang Spesial

Oh iya ada ada yang spesial di Indigo. Untuk kamu yang ultah akan diberikan gratis Japanese pancake. Pastinya lezat dan enak. Lihat fotonya.

Japanese Pancake Indigo Café Bogor. (Foto Bozz Madyang)
Jangan lupa ada promo-promo tertentu yang dihadirkan. Seperti msialnya kemarin ada promo diskon 20% untuk semua menu yang ditutup sampai Minggu 15 Desember 2019.

Nah biar gak lewat promo-promo Indigo Café, follow aja instagramnya di @indigocafebogor  Pastikan kamu gak kelewat promo-promo dan diskonnya. Kalau dapat diskon kan senang yaa.

Soo, yuk masukin Indigo Café di list tempat hang out favoritmu. Tuk ke lokasi cafe terbilang mudah. Iya dong secara banyak transportasi daring hehe. Zaman now getu. Saat aku ke sana dari Jakarta naik kereta api turun di Stasiun Bogor, langsung order ojek daring lewat aplikasi ketik di kolom tujuan, “Indigo Café Bogor.” Langsung ketemu deh.

Bagi yang bawa kendaraan, ada tempat parkir mobil meski terbatas untuk beberapa mobil, namun memudahkan karena lokasi café di pinggir jalan. Muat banyak juga untuk sepeda motor.

Buka jam berapa? Jangan khawatir, setiap hari buka. Untuk jam buka tutupnya, simak ini. Alamat dan kontak reservasi di bawah ini juga ya.  Salam madyang.

Sumber IG @indigocafebogor 
INDIGO CAFE BOGOR
Casual Daily Cafe & Coffee House

Jl. Achmad Adnawijaya (Pandu Raya) D2 No.1, 
Tegal Gundil, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat 16152
Instagram @indigocafebogor  
Reservasi & Event
Telp : 0251-8332805
Wa : 081-1110-6226


@bozzmadyang 

Kearifan Lokal Kuliner Tradisional di Kebun Jati

 
Pasar Dhoplang. (Foto: Bozz Madyang)

Lokasi yang menyajikan kuliner tradisioanl ala kampung ini sudah cukup popular. Terletak di pelosok desa Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Menempati area kebun jati, pasar kuliner tradisional ini hanya buka tiap Minggu pagi jam 06.00 – 09.30 wib. Namanya Pasar Dhoplang.

Pasar Dhoplang berlokasi di Kampung Kembar, Desa Pandan, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Lokasi itu dari kawasan Kota Wonogiri mengarah ke timur, sekira 40 an menit meanggunakan kendaraan. Waktu tempuh itu dalam situasi jalan yang cukup lengang, karena hari libur.

Menempati lahan milik desa, Pasar Dhoplang berdiri sejak November 2018 lalu. Di pasar yang mulanya sebagai kegiatan dasa wisma ibu-ibu setempat ini, khusus menyajikan kuliner khas tradisional. 
Pasar Dhoplang. (Foto: Linda)
Di antaranya makanan ikon Wonogiri, tiwul dan cabuk. Ada juga gatot, bakmie, aneka gorengan, brambang asem,   tempe besengek,  sego bancakan, oblok-oblok mlanding, bothok mlanding,  sampai yang unik dan inovatif rempah jambu mete.

Semua makanan itu bisa dibeli dengan harga murah. Alat pembayarannya pun unik menggunakan koin yang dibuat dari kayu. Koin-koin itu ditempeli kertas sesuai nominal. Ada nominal Rp. 1000 sampai Rp. 20.000. 
Aneka jajanan di Pasar Dhoplang. (Foto: Bozz Madyang)

Sajian kuliner tradisional khas “Ndeso” itu semakin eksotis dinikmati di bawah pepohonan jati, lesehan di  tikar yang digelar di area sekitar 1.300 meter persegi.

Dari tampilan pasar kuliner tradisional itu, ada semangat kearifan lokal yang diusung. Bukan hanya sekadar menimati makanan “kelangenan” atau “kangenan” ala kampung tapi ada semangat cinta kepada budaya, lingkungan dan inovasi kuliner.

Komunikasi Wajib Berbahasa Jawa

Semangat melestarikan budaya, salah satunya dengan merawat budaya Jawa melalui bahasa dan busana. Ya, di Pasar Dhoplang komunikasi transaksi diwajibkan menggunakan bahasa Jawa. Antar penjual, pembeli dan pengunjung. 

Tentu saja tak sulit untuk pengunjung yang rerata datang dari daerah sekitar, dan masih dalam lingkungan budaya Jawa. Bagi pengunjung dari luar daerah yang tidak bisa berbahasa Jawa, kesempatan untuk bisa belajar bahasa Jawa.

Budaya Jawa semakin kental terlihat dari pakaian penjual yang menggunakan baju lurik, kebaya ataupun jarik. Tak hanya orang tua, namun juga anak-anak yang membantu berjualan.

Meski begitu pengunjung bebas dalam berbusana, yang penting sopan. Ada penjual busana Jawa, kalau pengunjung ingin menggunakannya. Harganya murah. Untuk sorjan/ pakaian adat Jawa seharga sekitar Rp. 65 ribu. Beda ukuran, beda harga sedikit. Ada pula blangkon khas Jawa yang dijual seharga Rp. 25 ribu.
Jajan surjan di Pasar Dhoplang. (Foto: Linda)

Inspirasi Ramah Lingkungan

Kearifan lokal ramah lingkungan tercermin dari kesadaran terhadap bahaya bahan plastik. Ancaman bahan plastik di masa mendatang karena susah diurai. Di pasar ini penggunaan bahan plastik dilarang, seperti botol plastik, tas kresek plastik dan bahan plastik lainnya. 

Sebagai ganti tempat makanan disediakan daun pisang, daun jati ataupun piring gerabah.  Ada satu penjual gerabah diantara penjual kuliner tradisional. Harganya sangat murah.

Ada plang kayu terpasang dengan tulisan jelas “Mboten Ngginaaken Plastik” artinya “Tidak menggunakan plastik.” Jelas semangat ramah lingkungan  “Bebas Plastik”  di pasar Dhoplang ini mengusung semangat keinginan untuk kembali ke alam.
Pasar Dhoplang. (Foto: Bozz Madyang)
Pasar Dhoplang. (Foto: Bozz Madyang)

Aksi yang terpuji, mengajak mencintai lingkungan dengan mengurangi sampah plastik yang sulit diurai dan terus bertambah setiap hari.  

Kuliner Inovatif, Rempah Jambu Mete

Ada satu yang unik diantara makanan tradisional yang dijual di Pasar Dhoplang. Jika nasi tiwul, bancakan, aneka lauk seperti gorengan mendominasi, maka ada satu makanan yang jarang dijumpai, yakni Rempah Jambu Mete.

Untuk diketahui kawasan Wonogiri banyak ditemui pohon Jambu Monyet, sebagai bahan komoditi jambu mete yang bernilai ekonomis. Biji jambu mete itu diolah yang dikenal sebagai kacang mete. Sementara buahnya kurang enak dinikmati, tak seperti buah-buah lainnya. Meski tampilan buah jambu mete sangat menggiurkan.
Rempah jambu di Pasar Dhoplang. (Foto: Bozz Madyang)

Di Pasar Dhoplang ini ternyata buah dari jambu monyet yang rasanya sepat itu diolah menjadi panganan, yang bisa digunakan sebagai lauk pauk. Rempah Jambu namanya. Prosesnya cukup mudah. 

Buah jambu dikupas bersih, ditumbuk halus. Prosesnya sekitar 3 hari biar enak. Dikepal-kepal menjadi bulatan kecil sebesar bakso, lalu dikukus. Rasanya ada pedas-pedasnya karena dicampur cabai.
Pasar Dhoplang. (Foto: Bozz Madyang)

Spot foto di Pasar Dhoplang. (Foto: Bozz Madyang)

Jika warga kampung cukup memiliki semangat inovasi kuliner, tentu dengan bahan-bahan dari lingkungan sekitar bisa menghasilkan makanan sehat.

Semoga saja pasar ramah lingkungan ini mampu bertahan dan semakin berkembang. Menularkan inspirasi tentang mencintai kehidupan, dekat dan mencintai alam. 

IG @bozzmadyang @madyanger

[VIDEO] Begini Manisan Pala Dibuat


Ternyata bikin manisan pala lumayan lama. Butuh sekira seminggu untuk memproses manisan pala dari awal sampai akhir, siap dikonsumsi.

Ini pengalamanku melihat Bu Oyok pelaku UMKM yang memproduksi Manisan Pala di rumahnya, kawasan Dramaga Bogor.
Dari usaha manisan pala yang dibuatnya itu, Bu Oyok bersama suaminya mampu menghidupi lima anaknya, yang 4 diantaranya sudah berumah tangga.
Tonton videonya ya. @rahabganendra