“Weh, ada ibu
berkerudung duduk di emperan toko, sibuk melayani pembeli. Itu Bu Pranata…”
Mungkin sudah rezekinya Bu Kusnia alias Bu Pranata, penjual
ayam goreng serundeng di salah satu emperan Pasar Baru, betapa tidak, itu hari
pertama dia jualan setelah libur sekitar sebulan. Ya, ibu yang kerap dipanggil
Bu Pranata (nama suaminya) itu sudah berhari-hari kucari di lokasi jualannya.
Kucari untuk obyek liputan kuliner legendaris di area Passer Baroe Jakarta ibareng
teman-teman Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Kompasiana.
Sebelumnya, H-2 atau tepatnya Kamis 13 Februari 2020 sore
hari, aku masih sempat ke emperan depan Java Optik tempat ‘ngetem’ Bu Pranata
bersama suaminya jualan. Zonk. Kosong. “Belum jualan dia,” batinku.
Pedagang di sekitarnya tidak tau pasti mengapa Bu Pranata
belum jualan. Sudah beberapa hari ini, gak jualan,” kata Bapak penjual tas di
area itu. Diamini oleh penjual pecel di tempat yang sama.
“Gak tau Mas, kenapa gak jualan,” katanya.
Beruntung, saat hari H acara, Sabtu 15 Februari 2020, terbersit
pikiran untuk mampir dulu ke area emperan Bu Pranata sebelum ke target scenario
B, Soto Betawi Globe H. Oji yang berlokasi tak jauh dari gerbang Pasar Baroe.
Rezeki
buat Bu Kusnia dan suaminya, kami berombongan bisa menikmati Ayam Goreng
Serundeng yang sejak tahun 2002 dijajakan di emperan toko Java Optik, Pasar
Baroe itu.
![]() |
Bareng Genk KPK. Dokpri |
Kuliner Legendaris
Pasar Baru
Pasar Baroe atau Pasar Baru ini merupakan salah satu kawasan
tertua di Jakarta. Konon lokasinya sudah dibangun sejak 1820 silam. Lokasi
menjadi salah satu pusat perdagangan sejak zaman dulu. Penanda gerbang di Pasar
Baru yang menjulang, mencolok dan gampang dikenali. Arsitektur gaya oriental, di
sini menjadi salah satu pusat bisnis yang cukup beken, khususnya bagi kalangan
Tionghoa.
Hingga kini, Pasar Baru masih menempati ruang benak banyak
orang sebagai tempat legendaris berbelanja, seperti baju, elektronik, sampai
kebutuhan peralatan fotografi. Namun bukan hanya itu, Pasar Baru juga
menawarkan beragam kuliner legendaris, yang bukan saja enak namun juga
menawarkan sisi historisnya.
Sebut saja Bakmie Gang Kelinci yang sudah jualan sejak 1957.
Bakmi yang menempati area cukup luas di Gang Kelinci ini lazim menjadi tempat
tujuan pemburu kuliner lejen. Dan mungkin di kepala banyak orang akan menjawab,”
Bakmi Gang Kelinci” saat ditanya kuliner di kawasan Pasar Baru.
Tempat makan yang berada di Jl. Kelinci Raya No. 1-3, Pasar
Baru, Jakarta Pusat ini, menjadi salah satu tujuan bagi pemburu kuliner legendaris
di Pasar Baru. Dulunya berupa warung kecil, namun now sudah menjadi restoran
yang mampu menampung ratusan orang. Tempatnya cukup luas.
Berada di gang yang hanya cukup satu mobil melintas. Jadi
saat kendaraan berpapasan kudu diatur sedemikian rupa untuk bisa lewat. Bakmi
ayam cah jamur menjadi salah satu menu favorit diantara menu bakmi enak
lainnya.
Gak jauh dari Bakmi Gang Kelinci, persis di sampingnya ada
gank kecil. Biasanya penjual buah berderetan dimare. Ada penjual alpokat madu
yang menggoda loor. Alpokatnya gede-gede, hijau segar. Nah pass di mentok tikungan
dalam, ada Bakmi Aboen.
Tempatnya sudah kek warung getu. Termasuk kuliner lejen yang
rekomen. Berdiri sejak tahun 1962. Meski berada di gang sempit namun pengunjung
selalu ramai. Apalagi bukanya sejak pagi ingga malam. Di tempat ini jual
kuliner non-halal, seperti bakmi campur dengan ukuran jumbo.
Ada lagi kuliner lejen lainnya. Khas tradisional. Di sisi
Jl. Samanhudi gak jauh dari Gerbang Pasar Baru, ada Soto Betawi legendaris
juga. Namanya Soto Betawi Globe Haji Oji. Jualan sejak 1970.
Meski tempatnya di
pinggiran jalan, kaki lima namun selalu ramai dan antre. Banyak ragam soto
sebagai pilihan, ada soto ayam, soto paru, soto babat sampai soto miw Bogor.
Ayam Serundeng Nyempil
Diantara Kuliner Legendaris
Nah diantara populernya kuliner legendaris di Pasar Baru
itu, ada kuliner yang wajib disebut, yakni Ayam Goreng Serundeng Bu Pranata.
Mungkin namanyakalah popular dengan kuliner legendaris di kawasan Pasar Baru
lainnya, namun jangan salah, Ayam Goreng Serundeng ini cukup memiliki banyak
pelanggan.
Menempati area emperan toko Java Optik, gedung Harco Pasar
Baru, Jakarta Pusat, Ayam Goreng Serundeng Bu Pranata ini menawarkan kuliner
berbeda, kuliner khas Cirebon.
“Kami jualan sejak 2002,” kata Pak Pranata, suami Bu Kusnia
yang menemani istrinya jualan sekaligus merangkap “kasir.” Ya, kasir karena Bu Kusnia bagian pelayan
pembeli.
![]() |
Ayam goreng serundeng Bu Kusnia/ Bu Pranata. Dokpri |
Tempatnya sederhana saja. Jangan bayangkan kedai beratap dengan
kursi dan meja makan nyaman, tapi benar-benar di emperan. Pembeli yang makan di
tempat disediakan kursi plastic kecil, atau bisa juga duduk di tangga emperan.
Bu Kusnia pun hanya duduk di tangga emperan. Ada “tenggok” bamboo
dan tempat untuk menaruh ayam jualannya. Ada ayam goreng, dan aneka
sate-satean, sate usus, sate ati, sate ampela, sate kulit, kepala ayam.
Harganya bersahabat. Sate ada yang Rp. 3000, ada yang Rp. 8000. Sedangkan ayam
goreng Rp. 15000 tanpa nasi. Pakai nasi jadi Rp. 20000. Murah meriah.
Ada taburan kelapa goreng, serundeng. Ini khas banget
Cirebon. Jadinya Ayam goreng gurih bertabur serundeng plus nasi hangat dan sambal
yang pedas. Makannya sambil duduk ‘ngampar’ bebas di tangga. Tampilan dan jenis
makanannya memang sederhana, tapi boleh dicoba kemantapannya.
Aku suka dengan gurih serundengnya. Berpadu pass dengan ayam
goreng yang kupesan tanpa nasi. Warnanya kecoklatan kental. Begitupula serundengnya.
Ini ngingetin masa kecil dulu. Ibu sering bikin serundeng plus tempe goreng
untuk lauk makan. Dan aku suka banget. Gurih-gurih krenyes.
Ayam Serundeng Bu Pranata ini menjadi salah satu kuliner
pilihan yang menjadi perlu dan penting untuk dijaga. Pasalnya tak banyak yang
menjajakan kuliner dengan serundeng. Rerata olahan ayam sudah mainstream juga
banyak inovasi yang berdampak pada eksistensi kuliner khas tradisional, seperti
ayam serundeng ini. Sebut saja olahan ayam yang semakin kaya dengan
kreativitas. Bagus juga, namun tak boleh lupa dong olahan tradisional yang tak
kalah nikmatnya.
![]() |
Bareng Bu Kusnia. (Dokpri) |
Buatku menikmati ayam goreng serundeng Bu Kusnia alias Bu Pranata
ini bukan sekadar menikmati makanan namun ada sisi cita rasa khas budaya
kuliner yang harus selalu dipertahankan.
Aku suka Bu Kusnia masih menempati area emperan di Pasar
Baru itu. Setiap sore menjelang. Selepas Ashar hingga selepas Isya’ di sana. Dan
dari dapur rumahnya di Kawasan pasar Ular, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Bu
Kusnia setia meracik serundeng dan pernak-pernik ayam jualannya, untuk para
pelanggannya dan untuk menyambung hidup keluarganya.
Soo, kamu yang pengen menikmati Ayam Goreng Legendaris Bu
Pranata, mangga ke kawasan Pasar Baru. Lokasinya dari Gerbang Pasar Baru arah
Jl Samanhudi, masuk dikit sebelah kanan. Jalan saja di emperan toko, kamu akan
ketemu toko Java Optik. Bu Kusnia dan suaminya, setia menunggu kamu di sana.
Salam kuliner.
@bozzmadyang